Forum Kajian Islam dan Peradaban (FKIP) Fakultas Ushuluddin “Radikalisme dan Liberalisme”

Forum Kajian Islam dan Peradaban (FKIP) Fakultas Ushuluddin “Radikalisme dan Liberalisme”

Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) kembali menggelar Diskusi Intelektual dengan Forum Kajian Islam dan Peradaban (FKIP) Fakultas Ushuluddin UIN SUSKA RIAU. Diselenggarakan pada hari Selasa, 24 Desember 2019 tepatnya di Sakau Coffe depan UIN SUSKA RIAU Jl. HR.Subrantas. Kegiatan ini mengahadirkan dosen UIN SUSKA RIAU dengan peserta sebanyak 30 orang.

Kembali hadir pembicara dalam kegiatan ini yaitu Drs. Dardiri,MA. Dosen UIN SUSKA RIAU. Dengan tema Radikalisme Dan Liberalisme, Menurut beliau tema ini yang hangat menjadi perbincangan di khalayak umum. Mengingat tentang Radikalisme dan Liberalisme merupakan hal yang sangat mudah menjadi gosip yang selalu di embel-embelkan terhadap suatu kelompok.

Dengan pembahasan melalui poin-poin penting, Radikalisme memiliki beberapa ciri-ciri diantaranya ialah : Jika tidak mau mengenali pemikiran orang lain dan mengganggap pemikirannya sendiri yang paling benar, Radikalisme juga pada keyakinan politik seperti syari’at yang berarti ketentuan, Eksklusif, Mengajak banyak orang untuk merubah tatanan yang sudah ada baik itu dari sosial maupun kenegaraan.

Salah satu dari  Radikalisme ini adalah kelompok Al-Qaeda. Diawali dihancurkannya menara Kembar World Trade Centre di New York City, Al-Qaeda mengklaim itu adalah perbuatannya. Bagi Al-Qaeda kita umat Islam sedang dijajah oleh Super Power yang kebetulan negaranya adalah Barat. Dan gerakan Super Power ini dipandang yang anti terhadap Islam. Al-Qaeda juga menganggap negara Islam berada dalam kungkungan negara Barat. Menurut Al-Qaeda ada dua musuh Islam far enemy dan near enemy.

Far enemy itu ditujukan pada Barat yang memerangi. Definisi dari far enemy adalah orang barat yang memusuhi Islam. Lalu ada near enemy adalah pemerintah Islam yang pro. Yang tidak segera mampu mewujudkan demokrasi menjadi pilihan yang baik untuk kehidupan. Dan ini teruntuk mereka yang muslim dalam berpolitik namun pro terhadap Barat merupakan musuh dari kelompok Al-Qaeda. Dan mereka berpandang apabila telah menjadi musuh maka halal darahnya untuk ditumpahkan. Maka dari itu kelompok ini menghalalkan aksi-aksi terosism. Dari berbagai para pengkaji sosial Al-Qaeda termasuk Violence Radikalism. Karna bukan hanya pemikiran radikal yang dimiliki kelompok ini namun juga menghalalkan kekerasan.

Liberalisme salah satu bentuk dari liberalisme ini yang nampak langsung ialah Jaringan Islam Liberal. Kita mestinya radikal dan liberal dalam aspek-aspek tertentu dalam agama. Namun tidak mesti diekspresikan dengan mengajak muslim lain mendirikan negara ini menjadi negara Islam. Namun diekspresikan dalam kehidupan nyata yang orang lain merasakan dampaknya dari nilai-nilai yang ada dalam keagamaan.

           

FORUM DISKUSI AL-KAHFI INFILTRASI RADIKALISME DAN LIBERALISME DI KALANGAN MAHASISWA SERTA STRATEGI PENCEGAHANNYA

FORUM DISKUSI AL-KAHFI INFILTRASI RADIKALISME DAN LIBERALISME DI KALANGAN MAHASISWA SERTA STRATEGI PENCEGAHANNYA

Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) kembali menggelar Diskusi Intelektual dengan Forum Diskusi Al-Kahfi Fakultas Syariah dan Hukum UIN SUSKA RIAU. Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 14 Desember 2019 tepatnya di Ruangan ISAIS UIN SUSKA RIAU. Kegiatan ini mengahadirkan dosen UIN SUSKA RIAU dengan peserta sebanyak 20 oranng.

Pembicara yang hadir dalam kegiatan ini yaitu Drs. Dardiri,MA. Dosen UIN SUSKA RIAU. Dengan tema Infiltrasi Radikalisme Dan Liberalisme Di Kalangan Mahasiswa Serta Strategi Pencegahannya. Beliau menjelaskan tentang Radikalisme dan Liberalisme dengan membahasnya melalui poin-poin penting dan mengenalkan contoh-contoh nya melalui Powepoint yang dituliskan berbahasa inggris. Kemudian di akhir nantinya ditarik kesimpulan.

Radikalisme adalah suatu usaha yang menghalalkan segala cara untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam islam, radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki perubahan, penghancuran terhadap suatu sistem dimasyarakat sampai ke akarnya dengan cara kekerasan atau kemiliteran.

Kaum-kaum yang termasuk didalam radikalisme ini mempunyai pandangan serta pemikiran berbeda dalam mengartikan kepercayaan mereka. Mereka juga menilai sesuai dengan pemikiran sendiri, bahwa apa yang tidak sejalan dengan pemikiran mereka, maka itu adalah kafir.

Mereka melakukan kekerasan fisik atau bahkan membunuh nyawa orang lain, tanpa mempertimbangkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh syari’at perang agar kita yang memperjuangkan Islam dan melawan bentuk-bentuk kezaliman.

Sedangkan Liberalisme adalah suatu paham yang lebih mengedepankan hak individu dalam mengekspresikan segala kondisi dengan bebas tanpa beban. Akan tetapi banyak yang menyalah artikan apa sebenarnya dari paham liberalisme ini sehingga maknanya lebih mengarah kepada pada sebuah semangat untuk mencari pembenaran diri tanpa dilandasi sebuah semangat  menerjemahkan tentang multi kehidupan yang sesungguhnya. Dan didalam Islam, kebebasan apapun tidak akan ada artinya jika tidak menghasilkan sebuah kemaslahatan. Maka, kebebasan dalam bentuk apapun itu haruslah menghasilkan manfaat yang berguna serta dilandasi sesuai dengan syariat Islam untuk mencapai sebuah kebenaran yang haqiqi.