ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Kedelapan ā€œMembaca Ulang Sejarah Islam Klasikā€ (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Kedelapan ā€œMembaca Ulang Sejarah Islam Klasikā€ (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

Rabu, 05 Februari 2020 tepatnya mulai pukul 09.00 s/d 12.00, ISAIS UIN SUSKA Riau menggelar diskusi kedelapanĀ dalam membaca ulang sejarah Islam klasik dalam program satu semester bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A. Diskusi ini dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) dengan mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Ahmad Masy’ari, MA. dengan judul “Kabut Kelam Pemeddddrintahan Ali bin Abi Thalib”

Diskusi ini mengulas secara detail mengenai kelahiran, garis keturunan, keluarganya, kedekatannya dengan Nabi, masa pemerintahan hingga AliĀ  bin Abi Thalib wafat. Masa pemerintahan Ali sangat berbeda dengan pemerintahan khalifah lainnya. Bisa dikatakan bahwa pergantian pemerintahan Usman menuju Ali sebagai kudeta berdarah, dikarenakan adanya pembunuhan Usman yang pelakunya tidak diketahui.

Ali didesak oleh beberapa golongan untuk memberantas kasus pembunuhan Usman dan mencaritahu siapa pembunuhnya. Sangat disayangkan kondisi pemerintahan yang tidak stabil saat itu mengakibatkan Ali gagal dalam menemukan pelaku pembunuhan tersebut. Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib bisa dikatakan sebagai kabut kelam.Ā  Berdasarkan historis terlihat dengan adanya perang jamal, perang shiffin serta adanya pemberontakan kaum khawarij.

Masa kekuasaan Ali adalah salah satu periode tersulit dalam sejarah karena perang yang terjadi adalah perang saudara. Sangat disayangkan peperangan internal yang seharusnya bisa membuat wilayah kekuasaan Islam meluas justeru perpecahan dan pertumpahan darah yang terjadi.

Prof. Munzir Hitami mengatakan “ambil dan terapkan yang baiknya dari sejarah dan lupakan buruknya”. hal ini akan memajukan kehidupan baik berbangsa maupun beragama pada pemerintahan kita yang sekarang ini.

 

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Intelektual dengan Tema: “Yang Muda Yang Radikal: Meanstreming Pemahaman Ayat-Ayat Kekerasan dalam Alquran”

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Intelektual dengan Tema: “Yang Muda Yang Radikal: Meanstreming Pemahaman Ayat-Ayat Kekerasan dalam Alquran”

Jum’at, 31 Januari 2020 tepatnya mulai pukul 09.00 s/d 12.00, ISAIS UIN SUSKA Riau menggelar diskusi intelektual dengan tema “Yang Muda Yang Radikal: Maenstreming Pemahaman Ayat-Ayat Kekerasan Dalam Alquran” Diskusi ini dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) dengan mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Dr. H. Zarkasih, M.Ag. dan Dr. Rian Vebrianto, M.Pd.

Pada diskusi kali ini sedikit berbeda dan sangat menarik karena pembahasan yang dipaparkan berdasarkan hasil penelitian dari masing-masing narasumber yang diulas secara mendetail.

Paham radikalisme dan terorisme kini berkembang dengan memanfaatkan internet dan media sosial. Banyak terjadinya tsunami informasi (Hoaxs). Dalam memandang hidup, orang juga mulai terdorong kepada dua sudut ekstrem, yakni pandangan yang serba-mutlak atau serba-nisbi, yang serba-mutlak mengaku telah menggenggam kebenaran sehingga orang lain yang berbeda dianggap hitam laksana setan. Sebaliknya, yang serba-nisbi menilai, semua pemikiran, ideologi dan agama adalah relatif. Tak ada sama sekali prinsip yang harus dipegang (Mujiburrahman, 2019).

Menemukan persamaan dalam perbedaan itu sangat penting. radikalisme atau kekerasaan dalam agama dan atas nama agama masih cukup mengkhawatirkan (Riyadi 2016). Hasil penelitian John Obert Voll tentang jaringan teroris bukan lagi mata rantai terpenting dalam kaian dengan mentransformasikan politik komunitas muslim di seluruh dunia, melainkan jaringan intelektual dan pertukaran ideologi melalui media internet (Agus 2016)

Maka sangat diperlukan batasan penggunaan gadget. Adapun penyebab radikalisme yaitu: muncul karena ketidaktahuan akan ajaran agama yang sebenarnya, karena kesenjangan ekonomi bangsa dan keadilan sosial, karena keliru menilai prilaku orang lain serta karena adanya pengaruh dari luar negeri/transnasional.

Adapun dalam pemahaman ayat-ayat kekerasan dalam al-quran harus benar-benar dengan sumber yang benar dan orang yang memiliki banyak ilmu agama. Sebuah teks atau tulisan akan menjadi terpisah dengan penulisnya ketika telah berada di dalam ruang literatur. Makna tulisan mungkin saja berubah berdasarkan siapa pembacanya dan bagaimana kaakter pembacanya. Jika pembaca tidak bertanggungjawab dan penuh kebencian, maka hasil bacaan dan tafsirnya pun akan menjustifikasi dan mendorong intoleransi.

Semoga radikalisme dapat diminimalisirkan baik pada kaum muda maupun sudah tak muda lagi šŸ™‚

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Ketujuh ā€œMembaca Ulang Sejarah Islam Klasikā€ (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Ketujuh ā€œMembaca Ulang Sejarah Islam Klasikā€ (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

Rabu, 29 Januari 2020 tepatnya mulai pukul 09.00 s/d 12.00 ISAIS UIN SUSKA Riau menggelar diskusi ketujuhnya dalam membaca ulang sejarah Islam klasik dalam program satu semester bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A. Diskusi ini dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) dengan mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Bambang Hermanto, MA.

Judul yang sangat menarik pun disuguhkan oleh pemateri yaitu “Utsman bin Affan Khalifah dengan Tiga Kontroversi”. Keistimewaan utsman tergambarkan dengan adanya ungkapan nabi, yaitu: “setiap Nabi mempunyai teman karib di dalam surga dan teman karib saya di dalam surga adalah Usman Bin Affan”. Keistimewaan lainnya juga terlihat dari beberapa keputusan Nabi, seperti: Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqaā€™ dan yang kedua kalinya, saat Nabi saw. sedang melancarkan perang Ghathafahan serta Utsman juga termasuk tim penulis wahyu yang turun dan pada masa kekhalifahannya, Al-Quran dibukukan secara tertib.

Adapun 3 kontroversi yang dibahas secara mendetail pada diskusi kali ini yaitu suksesi, nepotisme dan pemberontakan. adapun hikmah penting yang harus kita jaga dan lestarikan untuk masa yang akan datang yaitu:

  1. Fitnah muncul karena kurang informasi, sehingga kita harus mencari informasi dengan sumber yang tepat sebelum menyebarluaskannya.
  2. Kesalehan individu jangan sampai berkurang akibat terjadinya perbedaan politik yang mengakibatkan menimbulkan saling bunuh-membunuh antar satu sama lain
  3. Membangun multikulturalisme, adanya keadaan yang sangat heterogen ini harus membuat kita tetap hidup dan menjalankan aktivitas bersama tanpa adanya sekat dan perselisihan.

Sejarah adalah pengalaman terbaik dalam menata masa depan

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Pelatihan jurnalistik untuk 10 Orang Mahasiswa Terpilih

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Pelatihan jurnalistik untuk 10 Orang Mahasiswa Terpilih

Sabtu, 25 Januari 2020 ISAIS menggelar pelatihan jurnalistik mulai pukul 09.00 s/d selesai. Para peserta terpilih diharuskan membawa satu tulisan yang bertemakan khusus, yaitu tentang: Khilafah, Jihad, Thoghut dan Kekersan Beragama. Tulisan para peserta akan didiskusikan di forum tersebut, serta dilakukan pengeditan tulisan yang nantinya akan disalurkan ke media massa. Dalam hal ini, penerbitan yang diprioritaskan adalah Riau Pos. Dalam waktu yang bersamaan para peserta juga difokuskan pada pembuatan quote-quote yang nantinya akan disebarkan di sosial media.

Semangat para penulis šŸ™‚

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Intelektual Dengan Tema: ” Moderasi Beragama Dalam Konteks Keindonesiaan”

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Intelektual Dengan Tema: ” Moderasi Beragama Dalam Konteks Keindonesiaan”

Jum’at, 24 Januari 2020 ISAIS UIN SUSKA Riau Menggelar diskusi intelektual yang dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) mulai pukul 08.00 s/d selesai. Diskusi intelektual ini terdiri dari dosen dan mahasiswa UIN SUSKA Riau. Tema yang sangat menarik diulas dalam diskusi kali ini, yaitu: “Moderasi Beragama dalam Konteks Keindonesiaan”.

ISAIS mengundang narasumber luar biasa yaitu Dr. Mawardi M Saleh, Lc, MA yaitu Dosen Fakultas Syariah & Hukum UIN SUSKA Riau, Dr. Azni, MA yaitu Instruktur Nasional Moderasi Beragama serta Bambang Hermanto, MA yaitu Dosen Fakultas Syariah & Hukum UIN SUSKA Riau.

Dr. Mawardi M Saleh, Lc, MA. menyampaikan urgensinya moderasi dalam beragama. Negara Indonesia melindungi seluruh agama. Negara tidak mengurus agama, karena agama urusannya dengan Tuhan. Islam telah mengajarkan janganlah kamu menghina ideologi orang lain. Berikan kebebasan, namun masalah ideologi tidak boleh dipercampurkan. Hal yang harus ditegaskan bahwa “Pelopor toleransi adalah umat Islam”.

Bambang hermanto, MA. menyampaikan moderation is social justice. Bahwa moderasi merupakan konsekuensi dari penegakan keadilan sosial. Semakin adil sebuah masyarakat, maka akan semakin terwujud sebuah moderatisme dalam beragama. Melakukan perubahan yang mendasar bagi sistem negara yang sudah disepakati bersama, dengan cara-cara kekeasan, barulah dikatakan radikal. Tanpa social justice moderasi beragama tidak akan terwujud.

Dr. Azni, M.Ag.(Instruktur Nasional Moderasi Beragama) mengulas secara mendetail mengenal pengertian dan batasan moderasi. Moderasi adalah cara pandang, sikap dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil dan tidak ekstrim dalam beragama (Kemenag RI). Indonesia yang moderat yaitu menerima pancasila sebagai ideologi final, memiliki jiwa nasionalisme, menerima kepemimpinan non-Islam, menerima keragaman dan perbedaan, mengikuti tokoh-tokoh moderat, menerima kepemimpinan perempuan, berafiliasi pada organisasi moderat, mengutamakan hukum negara dari pada hukum agama di ruang publik, bekerjasama dengan aliran lain seagama, serta bekerjasama dengan agama lain.

Semoga Indonesia semakin baik lagi ke depannya dan semakin rukun serta mampu meminimalisir konflik yang ada.

Ā 

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Keenam ā€œMembaca Ulang Sejarah Islam Klasikā€ (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Keenam ā€œMembaca Ulang Sejarah Islam Klasikā€ (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

Diskusi keenam satu semester bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A kali ini diadakan pada hari Rabu, 22 Januari 2020. Diskusi dilaksanakan tepatnya pukul 09.00 hingga 11.30 di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1). Dr. Alimuddin Hassan, M.Ag. menjadi narasumber yang mengangkat tema sangat menarik, yaitu “Islam Liberal: Noktah-Noktah Ijtihad “Umar ibn Khattab”

Banyak dosen-dosen terbaik beserta mahasiswa yang meluangkan waktunya dalam mengikuti diskusi ini, meskipun bertepatan dengan hari wisuda di UIN SUSKA RIAU, namun hal ini tak menyurutkan semangat peserta dalam “Membaca Ulang Sejarah Islam Klasik” bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A yang tentunya memiliki banyak wawasan dan menjadi teladan banyak orang.

Pembahasan mendalam mengenai Islam Liberal terlihat dengan antusiasnya dosen dalam menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya. Islam Liberal terdiri dari 3 bagian versi Charles Kurzman, yaitu: Liberal Sharia (Syari’ah yang liberal), Silent Sharia (Syariah yang diam) dan Interpreted Sharia (Syariah yang liberal).

Adapun tema-tema Islam liberal menurutnya yaitu mendukung demokrasi, memperjuangkan hak-hak perempuan, pengakuan hak-hak non muslim, kebebasan berfikir, gagasantentang pembaharuan. Sedangkan tema-tema penting ijtihad liberal Umar ibn al-Khattab, yaitu: Masalah tanah harta rampasan perang, masalah tidak potong tangan pencuri, masalah penghentian zakan muallaf, masalah pengucapan talak tiga, masalah hukuman pezina serta masalah larangan menikahi ahl al-kitab

Pengakuan Rasul Allah tentang Umar “Kalau ada nabi setelah aku, maka Umar lah orangnya. Umar urutan ke-50 dari 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia. Semoga kita semua mampu menyebarluaskan ilmu, menjadi orang yang bermanfaat dan menjadi orang yang berpengaruh dalam ketaatan kepada Allah swt.