BEDAH BUKU “PEMIKIRAN POLITIK RAJA ALI HAJI: PERSPEKTIF ETIS DAN SUFISFIK” karya Alimuddin Hassan Palawa

BEDAH BUKU “PEMIKIRAN POLITIK RAJA ALI HAJI: PERSPEKTIF ETIS DAN SUFISFIK” karya Alimuddin Hassan Palawa

Kali ini ISAIS UIN SUSKA RIAU Mengadakan bedah buku “Pemikiran Politik Raja Ali Haji: Perspektif Etis dan Sufisfik”. Mendatangkan pembahas yang sangat luar biasa yaitu  Datuk Seri H. Al-Azhar (ketua umum majelis kerapatan adat lembaga adat melayu Riau) sebagai pembedah dan beberapa sebagai pembahas, yaitu: Dr. Dra Ellya Roza, MA., Dr. Hasbullah S.Ag. M.Si serta Dr. Jarir Amrun, MA.

Bedah buku dilaksanakan pada hari Jum’at, 07 Februari 2020 bertempat di depan depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1). Kegiatan kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan para dosen dan mahasiswa berlomba untuk menghadiri acara demi menjadi 30 orang beruntung dan bisa memiliki buku secara gratis. Kegiatan dimulai pukul 09.00 s/d 12.00

Alimuddin Hassan Palawa adalah seorang penulis yang berhasil menerbitkan buku keren ini. Beliau berhasil mengupas tuntas mengenai Raja Ali Haji yang tertuang dalam bukunya. Raja Ali Haji merupakan tokoh yang menjadi panutan khususnya untuk masyarakat Riau. Pentingnya figur beliau harus diketahui oleh khalayak dan diperkenalkan kepada generasi penerus baik di daerah Riau maupun di luar daerah.

Raja Ali Haji adalah seorang tokoh yang melihat masa lampau dengan kritis dan sikapnya yang bijak sebagaimana dibentangkan secara komprehensif oleh penulis dalam bukunya. Terurai dengan baik mengenai asal akar pemahaman pemikiran politik Raja Ali Haji.

Masa Raja Ali Haji penuh pergolakan, dia menyaksikan bagaimana perlawanan kerajaan tempat dia bermukim dan juga Kerajaan Siak menghadapi Belanda dan Inggris sehingga terpecah belah. Di sinilah Raja Ali Haji menghasilkan tulisan-tulisan yang memberi penguatan bagi umat Islam, baik dari sisi akidah, akhlak, fiqh, dan lainnya, termasuk membangun kesantunan dalam berpolitik di kalangan raja saat itu.

Juga dijelaskan  dalam pandangan politik Raja Ali Haji seyogianya hukum yang berlaku dalam pemerintahan kerajaan adalah hukum Islam, di samping hasil ijtihad yang tidak bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi (nash Al-Qur’an dan al-Sunnah.

Buku yang diterbitkan oleh Rajawali Press, Depok ini terdiri dari 672 halaman yang menggugah pembaca karena gaya penulisan yang logis dan komunikatif. Terlebih buku ini memiliki referensi 605 buku. Sangat menarik dengan wawasan yang luas penulis mengurai seorang tokoh yang multi talenta. Nilai-nilai etis, sufisfik, sejarah, sosial dan budaya tercakup di dalamnya.

Alimuddin Hassan Palawa berhasil menerbitkan cetakan pertamanya pada Januari 2020. Segera miliki buku yang sangat menarik ini 🙂

TALKSHOW ISAIS UIN SUSKA RIAU DI RADIO SUSKA 107,9 FM BERSAMA Dr. ALIMUDDIN HASSAN, M.Ag

TALKSHOW ISAIS UIN SUSKA RIAU DI RADIO SUSKA 107,9 FM BERSAMA Dr. ALIMUDDIN HASSAN, M.Ag

ISAIS UIN SUSKA RIAU mengadakan talkshow di radio suska 107,9 FM. Talkshow ini diadakan pada kamis, 06 Februari 2020 tepatnya pukul 10.00 s/d 11.00 WIB. Talkshow pertama ini bersama Direktur ISAIS yaitu Alimuddin Hassan Palawa yang menyampaikan harapan dan impian ISAIS. Beliau memaparkan mengenai kajian Islam Inklusif, Moderat, Plural dan Toleran.

Perdebatan dan kontroversi yang menimpa ISAIS (Institute for Southeast Asian Islamic Studies) setahun lebih silam dalam pelaksanaan kegiatan ilmiah yang mencuat itu, terkait-nyata dengan persoalan pemahaman keagamaan demi keutuhan bangsa.

Pemahaman keagamaan yang dibutuhkan oleh bangsa adalah inklusif, moderat, plural dan toleran, dan bukannya pemahaman keagamaan yang ekslusif, estrim dan singular (hitam-putin), dan radikal. Pemahaman keagamaan yang disebut pertama tadi, seharusnyabdipelajari dan diteladani dari dua figur Guru Bangsa, yaitu (allahumma yarham bagi keduanya), Gus Dur dan Cak Nur.

Sekiranya pemahaman keagamaan yang diajarakan oleh kedua Guru Bangsa itu tidak dituruti, alamat bangsa ini akan bubar. Mengingat masalah ini terkait dengan kelangsungan hidup negara-bangsa, pemahaman ekslusif, ekstrim dan singular (hitam-putin), dan radikal harus menjadi musuh bersama. Artinya, kalau pemikiran ini terus dibiarkan dan bahkan didoktrinkan kepada warga negara, apalagi kepada warga kampus, maka negara bangsa ini siap-siap sajalah untuk “tutup buku” atau gulung tikar! Demi kelangasungan hidup berbangsa dan bernegara, pemahaman keagamaan semacam ini harus disingkirkan, terutama dalam kehidupan warga kampus yang memang seyogyanya menjunjung tinggi nilai-nilai akademik-ilmiah.

Keberadaan ISAIS (Institute for Southeast Asian Islamic Studies) sebagai bagian dari warga kampus UIN Suska Riau ingin tetap menjadi pengusung pemikiran dan pemahaman keagamaan yang inklusif, moderat, plural dan toleran, seperti disebut di awal tadi. Kalau ada orang tertentu di kalangan warga kampus yang membeci ISAIS dalam mengusung pemikiran dan pemahaman Islam dimaksud, berarti mereka itu adalah menjadi bagian dari pengusung pemikiran dan pemahaman agama yang ekslusif, ekstrim, singular (hitam-putih) dan radikal. Dari kedua pemahaman ini –diusung ISAIS dan sebaliknya diusung oleh “penentang” ISAIS, mana yang dibutuhkan oleh warga kampus pada khususnya dan warga negara-bangsa pada umum?

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan retorik yang tidak memerlukan jawaban. Dengan begitu, menurut saya, pemahaman keagamaan yang ekslusif, ekstrim, singular dan radikal harus kita desak ke pinggur, dan pada gilirannya ditolak. Pemamahan negatif ini  dapat dipastikan akan menjadi “racun” bagi kelangsungan hidup beragama dalam keragaman berbangsa dan bernegara. Sebaliknya, kita harus mengarus-utamakan dengan terus-menerus menyampaikan pemahaman Islam inklsuif, moderat, plural dan toleran yang dapat menjadi “obat” bagi kelangsungan dan keutuhan NKRI.

Beralas pada pemikiran di atas Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) di masa-masa mendatang berupaya untuk melakukan kegiatan dengan tema besar: “MEMBELA AGAMA TANPA KEKERASAN; Sebuah upaya Mainstreaming Pemahaman Keagamaan yang Inklusif, Moderat dan Plural serta Toleran”. Upaya-upaya intellectual exercise ini merupakan sebuah “ijtihadi” dalam merespon pemahaman keagamaan yang esklusif, ekstrim singular (hitam-putih) serta paham radikal yang merebak akhir ini di Negera tercinta, Indonesia. Dengan harapan, insya Allah, dengan pemahaman keagamaan Islam sedemikian itu Indonesia akan dapat merayakan seabad kemerdekaanya, sehingga Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” tetap membahana di seantero negeri; sehingga Bendera Kebangsaan Sang “Merah Putih” tetap berkibar di bumi Pertiwi dari Merauke sampai Sabang.

Wa Allah a’lam bi al-Shawab.

Alimuddin Hassan Palawa.

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Kedelapan “Membaca Ulang Sejarah Islam Klasik” (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Kedelapan “Membaca Ulang Sejarah Islam Klasik” (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

Rabu, 05 Februari 2020 tepatnya mulai pukul 09.00 s/d 12.00, ISAIS UIN SUSKA Riau menggelar diskusi kedelapan dalam membaca ulang sejarah Islam klasik dalam program satu semester bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A. Diskusi ini dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) dengan mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Ahmad Masy’ari, MA. dengan judul “Kabut Kelam Pemeddddrintahan Ali bin Abi Thalib”

Diskusi ini mengulas secara detail mengenai kelahiran, garis keturunan, keluarganya, kedekatannya dengan Nabi, masa pemerintahan hingga Ali  bin Abi Thalib wafat. Masa pemerintahan Ali sangat berbeda dengan pemerintahan khalifah lainnya. Bisa dikatakan bahwa pergantian pemerintahan Usman menuju Ali sebagai kudeta berdarah, dikarenakan adanya pembunuhan Usman yang pelakunya tidak diketahui.

Ali didesak oleh beberapa golongan untuk memberantas kasus pembunuhan Usman dan mencaritahu siapa pembunuhnya. Sangat disayangkan kondisi pemerintahan yang tidak stabil saat itu mengakibatkan Ali gagal dalam menemukan pelaku pembunuhan tersebut. Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib bisa dikatakan sebagai kabut kelam.  Berdasarkan historis terlihat dengan adanya perang jamal, perang shiffin serta adanya pemberontakan kaum khawarij.

Masa kekuasaan Ali adalah salah satu periode tersulit dalam sejarah karena perang yang terjadi adalah perang saudara. Sangat disayangkan peperangan internal yang seharusnya bisa membuat wilayah kekuasaan Islam meluas justeru perpecahan dan pertumpahan darah yang terjadi.

Prof. Munzir Hitami mengatakan “ambil dan terapkan yang baiknya dari sejarah dan lupakan buruknya”. hal ini akan memajukan kehidupan baik berbangsa maupun beragama pada pemerintahan kita yang sekarang ini.

 

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Intelektual dengan Tema: “Yang Muda Yang Radikal: Meanstreming Pemahaman Ayat-Ayat Kekerasan dalam Alquran”

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Intelektual dengan Tema: “Yang Muda Yang Radikal: Meanstreming Pemahaman Ayat-Ayat Kekerasan dalam Alquran”

Jum’at, 31 Januari 2020 tepatnya mulai pukul 09.00 s/d 12.00, ISAIS UIN SUSKA Riau menggelar diskusi intelektual dengan tema “Yang Muda Yang Radikal: Maenstreming Pemahaman Ayat-Ayat Kekerasan Dalam Alquran” Diskusi ini dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) dengan mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Dr. H. Zarkasih, M.Ag. dan Dr. Rian Vebrianto, M.Pd.

Pada diskusi kali ini sedikit berbeda dan sangat menarik karena pembahasan yang dipaparkan berdasarkan hasil penelitian dari masing-masing narasumber yang diulas secara mendetail.

Paham radikalisme dan terorisme kini berkembang dengan memanfaatkan internet dan media sosial. Banyak terjadinya tsunami informasi (Hoaxs). Dalam memandang hidup, orang juga mulai terdorong kepada dua sudut ekstrem, yakni pandangan yang serba-mutlak atau serba-nisbi, yang serba-mutlak mengaku telah menggenggam kebenaran sehingga orang lain yang berbeda dianggap hitam laksana setan. Sebaliknya, yang serba-nisbi menilai, semua pemikiran, ideologi dan agama adalah relatif. Tak ada sama sekali prinsip yang harus dipegang (Mujiburrahman, 2019).

Menemukan persamaan dalam perbedaan itu sangat penting. radikalisme atau kekerasaan dalam agama dan atas nama agama masih cukup mengkhawatirkan (Riyadi 2016). Hasil penelitian John Obert Voll tentang jaringan teroris bukan lagi mata rantai terpenting dalam kaian dengan mentransformasikan politik komunitas muslim di seluruh dunia, melainkan jaringan intelektual dan pertukaran ideologi melalui media internet (Agus 2016)

Maka sangat diperlukan batasan penggunaan gadget. Adapun penyebab radikalisme yaitu: muncul karena ketidaktahuan akan ajaran agama yang sebenarnya, karena kesenjangan ekonomi bangsa dan keadilan sosial, karena keliru menilai prilaku orang lain serta karena adanya pengaruh dari luar negeri/transnasional.

Adapun dalam pemahaman ayat-ayat kekerasan dalam al-quran harus benar-benar dengan sumber yang benar dan orang yang memiliki banyak ilmu agama. Sebuah teks atau tulisan akan menjadi terpisah dengan penulisnya ketika telah berada di dalam ruang literatur. Makna tulisan mungkin saja berubah berdasarkan siapa pembacanya dan bagaimana kaakter pembacanya. Jika pembaca tidak bertanggungjawab dan penuh kebencian, maka hasil bacaan dan tafsirnya pun akan menjustifikasi dan mendorong intoleransi.

Semoga radikalisme dapat diminimalisirkan baik pada kaum muda maupun sudah tak muda lagi 🙂

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Ketujuh “Membaca Ulang Sejarah Islam Klasik” (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Diskusi Ketujuh “Membaca Ulang Sejarah Islam Klasik” (Satu Semester Bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A.)

Rabu, 29 Januari 2020 tepatnya mulai pukul 09.00 s/d 12.00 ISAIS UIN SUSKA Riau menggelar diskusi ketujuhnya dalam membaca ulang sejarah Islam klasik dalam program satu semester bersama Prof. Dr. H. Munzir Hitami, M.A. Diskusi ini dilaksanakan di depan ruang ISAIS (Gedung Islamic Center Lt 1) dengan mendatangkan narasumber yang sangat luar biasa yaitu Bambang Hermanto, MA.

Judul yang sangat menarik pun disuguhkan oleh pemateri yaitu “Utsman bin Affan Khalifah dengan Tiga Kontroversi”. Keistimewaan utsman tergambarkan dengan adanya ungkapan nabi, yaitu: “setiap Nabi mempunyai teman karib di dalam surga dan teman karib saya di dalam surga adalah Usman Bin Affan”. Keistimewaan lainnya juga terlihat dari beberapa keputusan Nabi, seperti: Utsman pernah dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah, semasa dua kali masa jabatan. Pertama pada perang Dzatir Riqa’ dan yang kedua kalinya, saat Nabi saw. sedang melancarkan perang Ghathafahan serta Utsman juga termasuk tim penulis wahyu yang turun dan pada masa kekhalifahannya, Al-Quran dibukukan secara tertib.

Adapun 3 kontroversi yang dibahas secara mendetail pada diskusi kali ini yaitu suksesi, nepotisme dan pemberontakan. adapun hikmah penting yang harus kita jaga dan lestarikan untuk masa yang akan datang yaitu:

  1. Fitnah muncul karena kurang informasi, sehingga kita harus mencari informasi dengan sumber yang tepat sebelum menyebarluaskannya.
  2. Kesalehan individu jangan sampai berkurang akibat terjadinya perbedaan politik yang mengakibatkan menimbulkan saling bunuh-membunuh antar satu sama lain
  3. Membangun multikulturalisme, adanya keadaan yang sangat heterogen ini harus membuat kita tetap hidup dan menjalankan aktivitas bersama tanpa adanya sekat dan perselisihan.

Sejarah adalah pengalaman terbaik dalam menata masa depan

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Pelatihan jurnalistik untuk 10 Orang Mahasiswa Terpilih

ISAIS UIN SUSKA RIAU Menggelar Pelatihan jurnalistik untuk 10 Orang Mahasiswa Terpilih

Sabtu, 25 Januari 2020 ISAIS menggelar pelatihan jurnalistik mulai pukul 09.00 s/d selesai. Para peserta terpilih diharuskan membawa satu tulisan yang bertemakan khusus, yaitu tentang: Khilafah, Jihad, Thoghut dan Kekersan Beragama. Tulisan para peserta akan didiskusikan di forum tersebut, serta dilakukan pengeditan tulisan yang nantinya akan disalurkan ke media massa. Dalam hal ini, penerbitan yang diprioritaskan adalah Riau Pos. Dalam waktu yang bersamaan para peserta juga difokuskan pada pembuatan quote-quote yang nantinya akan disebarkan di sosial media.

Semangat para penulis 🙂