Sungguh sebuah anugerah bagi Bangsa Indonesia, yang telah kita melahirkan tiga sosok penting, yang mengusung persoalan kemanusian dan terus menyiarkan Islam yang ramah dan cinta kasih, baik lewat tulisan maupun lewat mimbar-mimbar diskusi. Mereka itu adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid (Cak Nur), dan Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii).
Dalam kancah intelektual muslim Indonesia, mereka selalu menekankan akan pentinya sebuah tafsir Islam Islam yang ramah dan Islam sebagai agama kasih sayang, yang menyebarkan nilai-nilai kemanusian. Konsepsi ini, menurut mereka merupakan ajaran pokok yang ada dalam Islam, yakni agama cinta-kasih, toleran, dan saling menyayangi. Sekaligus, mereka adalah para pemikir kontemporer yang sangat serius dalam membela kaum minoritas (agama, suku, ras, dan lainnya) yang memperoleh diskriminasi.
Dalam beberapa diskusi, kebanyakan para mahasiswa kurang mengenal, bahkan ada yang tidak kenal sama sekali siapa itu Cak Nur atau Gus Dur, atau Buya Syafi’i. Yang justru menghawatirkan adalah mereka mengenal para tokoh itu pada sisi kontraversinya. Misalnya Cak Nur dianggap Liberal karena mengusung ide Sekularisasi. Kebanyakan mahasiswa memperoleh propaganda dari sebagian umat Islam yang kurang setuju atau bahkan belum pernah ketemu dan membaca karya Cak Nur, kemudian menyerang secara membuta.
Oleh karena itu, ISAIS berusaha mengahadirkan kembali para Guru Bangsa tersebut, agar mereka mempunyai pemahaman yang komprehenship tentang ara tokoh tersebut. Untuk kursus ini, kami sengaja mengundang para aktivis organisasi ekstra kampus. Agar mereka meneladani bagaimana sepak-terjang para tokoh ini, ketika menjadi aktivis.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada rentang waktu antara tanggal 5 sampai dengan tanggal 8 September 2020 dengan pola Seminar. Kegiatan dilakukan secara online, selama 4 hari. Narasumber yang akan hadir pada setiap sessinya adalah Novriantoni Kahar, membincangkan Pemikiran Cak Nur. Sessi ini akan diselenggarakan pada hari Minggu, 5 September 2020 pukul 13.30 – 16.30, Kemudian Abd. Rahim Ghazali akan mengulas pemikiran Buya Syafi’i Ma’arif, dan akan diselenggarakan pada tanggal 07 September 2020, pukul 19.20 – 23.00, Sedangkan terahir, tentang pemikiran Gus Dur akan diulas oleh Alamsyah M. Djafar pada tanggal 08 September 2020, pukul 19.20-23.00
Sessi pertama dalam kursus kali ini, adalah pengantar dan perkenalan para peserta. Diawali sambutan Direktur yang mewakili Rektor UIN Suska Riau, yang memberikan apresiasi atas kegiatan ini. Kemudian dilanjutkan dengan pengantar singkat dari Pak Dardiri, MA dan Bambang Hermanto, MA, tentang ketiga tokoh tersebut dalam kancah akademik maupun gerakan Islam di Indonesia. “Sungguh merupakan kekonyolan, jika para aktivis hari ini tidak mengenal para tokoh besar Indonesia ini”, demikian ungkap Dardiri,
Semoga pada sessi selanjutnya, para mahasiswa ini, mampu menyerap dan memahami dengan baik pemikiran para tokoh besar Bangsa ini. Sehingga mampu membuka wawasan dan gagasan mahasiswa tentang pentingnya keterbukaan dan menerima perbedaan; juga mampu memperkuat pemahaman keagamaan mahasiswa yang lebih mendahulukan kepentingan kemanusiaan dan ke-Indonesiaan dalam beragama.