oleh: Imam Hanafi
Hingga hari ini, opini tentang kecendrungan beragama generasi milineal terus mengundang diskusi yang cukup menarik. Banyak riset yang membuat kaget kita semua, dimana generasi milenial di Indonesia mula tergerus oleh kuatnya diskursus keagamaan yang mengarah pada konservatisme. Tertangkapnya Pepi Fernando sebagai “otak teror bom” buku dan bom di Serpong, yang merupakan jebolan IAIN Syarif Hidayatullah, semakin memperkuat opini di atas. Demikian Imam Hanafi sebagai perwakilan ISAIS UIN Suska Riau memberikan pengantar pada Seminar Nasional secara online pada tanggal 18 Maret 2021 pukul 09.30 hingga jam 12.00 beberapa minggu yang lalu.
Kegiatan yang mengambil tema “Membaca Ulang Gerakan Keagamaan Kaum Milenial” ini, menghadirkan Dr. M. Iqbal Ahnaf, MA dari CRCS UGM Yogyakarta dan Drs. Dardiri Husni, MA yang merupakan dosen FakultasTarbiyah UIN Suska Riau. Selain bekerja sama dengan Academic Tv, kegiatan ini juga diprakarsai oleh ISAIS UIN Suska Riau dengan STAI Luqman Edy Pekanbaru.
Dalam seminar ini, Dardiri menguraikan dinamika keagamaan kaum milenial yang terkontaminasi oleh gerakan-gerakan yang mengarah pada konservatisme. Misalnya dalam beberapa literature terdapat 4 corak literatur yang berkembang: Pertama, keislaman ideologis, ditemukan dalam literatur jihadi, Tahriri (HizbutTahrir) danTarbawi; Kedua, Puritan: Salafi-purifications literatur, (Buku2 dariTimur Tengah); Ketiga, kesalehan populer. literatur Islam umum, (La Tahzan, UdahPutusinAja!, Yuk Berhijab, Ayat-ayat Cinta, dan Beyond the Inspiration, Ku Pinang Kau dengan; Keempat, Kepanikan Moral Seperti: Felix Siauw ; Udah Putusin Aja! dan Yuk Berhijab, Salim A Fillah, Nikmatnya Pacaran setelah Menikah dan Agar Bidadari Cemburu Padamu. Kesemuanya telah mempengaruhi anak-anak muda saat ini.
Sementara Iqbal Ahnaf menambahkan bahwa diantara factor penting yang mempengaruhi sikap apatis masyarakat atas adanya gerakan-gerakan keagamaan yang menggiring para generasi milenial saat ini. Lebih-lebih dengan adanya pola gerakan keagamaan yang memang mampu menarik perhatian kaum milenial. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita semua untuk menjaga generasi hari ini untuk mampu menjaga kesatuan dan model beragama yang ramah dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.