Ketika Keberagaman Mulai Pudar

Ketika Keberagaman Mulai Pudar

Indonesia adalah sebuah Negara yang penuh dengan keberagaman. Berbicara mengenai keberagaman, maka Indonesia adalah contoh paling nyata di dalam menggambarkan  keragaman yang sesungguhnya. Kenapa tidak? Sebagaimana dimaklumi bahwa bahwa Indonesia adalah Negara yang mempunyai keberagaman di segala aspek kehidupan, baik itu suku, bangsa bahkan agama.

Indonesia dengan demikian, merupakan rumah bagi 5 agama besar dunia, 748 bahasa daerah, lebih dari 300 etnik dan sekitar 1.340 suku bangsa yang berbeda yang dimana ia tersebar di seluruh pulau-pulau di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,dari Miangas sampai pulau Rote dan apabila dikelola dengan baik maka ini merupakan nilai plus bagi Negara Indonesia yang dimana ia merupakan salah satu gambaran kekayaan Indonesia itu sendiri.

Namun pada masa ini kita dapat melihat bahwa kesadaran akan keberagaman itu mulai pudar. Sehingga tidak jarang menjadi polemik bahkan menimbulkan konflik yang berkepanjangan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebut saja Konflik agama di ambon yang terjadi pada tahun 1999 silam yang dimana konflik ini menjadi salah satu aksi brutal yang merenggut ribuan nyawa dan menghancurkan semua tatanan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Pudarnya kesadaran itu, semakin menguat dengan munculnya berbagai konflik antara masyarakat ambon-lease menjadi konflik agama, yakni antara umat Islam dan Kristen yang dimana ia berujung pada banyaknya korban jiwa. Kedua kubu agama ini saling serang menyerang satu sama lain, bahkan saling bakar membakar bangunan serta sarana ibadah. Mereka pada saat itu beranggapan bahwa mereka memperjuangkan hal yang benar. Umat kristiani beranggapan bahwa konflik yang terjadi antara umat Islam dan kristen pada saat itu sebagai  perang salib begitu juga dengan umat Islam mereka beranggapan bahwa memerangi umat Kristiani pada saat itu adalah jihad fi sabillah.

Bahkan ketika itu dikarenakan kebencian membara atas nama agama Islam-kristen membuat hidup mereka terjebak di dalam konflik yang berkepanjangan ,Mereka hanya punya satu tujuan yaitu “Membunuh sebanyak banyaknya lawan iman”. Sehingga pada saat terjadinya konflik agama tersebut sekitar 5000 orang dikabarkan meninggal dunia dan hampir lebih dari setengah juta orang mengungsi akibat konflik berkepanjangan ini.

Memupuk Kesadaran Keberagaman

Kemudian menjadi pertanyaan besarnya adalah bagaimana membangun kembali kesadaran keberagaman itu? Memupuk dan menyemai kesadaran keberagaman di Indonesia hari ini, menjadi sangat penting untuk dibangun. Sebagaimana kita ketahui Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas Rakyat Indonesia. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas keberagaman Indonesia di dalam persfektif Islam.

Adapun agama Islam di dalam memandang keberagaman, baik itu di dalam konteks dunia maupun Indonesia merupakan suatu hal yang telah menjadi fitrah bagi kehidupan umat manusia bahkan hal itu sendiri telah dikabarkan oleh Allah swt di dalam al Qur’an surah al Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” (QS. Al-Hujurat : 13).

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa sanya Allah swt menciptakan umat manusia dalam keadaan bersuku suku dan berbangsa bangsa tidak lain dan tidak bukan adalah agar kita saling mengenal.Sehingga dengan itu terciptalah suasana yang harmonis di dalam kehidupan ber bangsa dan ber negara.

Negara Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa dengan berdasarkan kepada pancasila, dimana pancasila ini, mempunyai peran yang sangat besar di dalam menjaga keharmonisan dalam kehidupan ber bangsa dan ber negara,di karenakan pancasila itu sendiri digali dari sumber historis, pysikologis dan sosiologis bangsa Indonesia itu sendiri. Bahkan di sisi lain kita dapat melihat bahwasanya pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara sangat sesuai dengan nilai nilai yang di perjuangkan oleh Islam.

Di dalam pancasila, kita di ajarkan nilai ketuhanan melalui sila pertamanya yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa” kemudian kita juga diajarkan nilai  kemanusiaan dan keadilan yang dimana ia diwujudkan dalam sila kedua  pancasila yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradap” dan sila ke lima pancasila yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Di dalam sila ke 2 ini jelas di katakan dengan jelas kata “kemanusiaan” yang dimana ini bukan hanya untuk satu golongan saja melainkan mencakup semua objek yang bernama manusia, tanpa harus memandang suku,bangsa dan agama.Hal ini sebenarnya telah lama di ajarkan oleh imam Ali R.A beliau berkata: ”Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan”.

Ini bermakna bahwa kemanusiaan adalah nilai tertinggi dalam posisinya sebagai manusia dan ini merupakan kunci utama untuk mewujudkan ukhuwah insaniyyah tanpa harus memandang status suku, agama ataupun sekat sekat geografis, sehingga dengan ini akan terciptalah kehidupan yang majemuk dengan tetap mengedepankan sikap toleransi antar suku maupun umat beragama sehingga terciptalah kehidupan sosial yang beragam namun tetap di balut dengan nuansa  persatuan dan kedamaian.

Selain itu sila ke 5 pancasila yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” juga memberikan pemahaman kepada kita mengenai pentingnya menjunjung tinggi nilai ukhuwah wathaniyyah  bahwa siapapun dia, apa pun sukunya, apapun agama nya apabila dia warga Negara Indonesia maka kita di wajibkan untuk berbuat adil kepada mereka tanpa membeda bedakan antara Mayoritas dengan Minoritas. Dan hal ini sangat sesuai dengan firman Allah swt  di dalam al-Quran surah an-Nahl ayat 90 yaitu; “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (QS. an Nahl: 90).

Dari ayat ini Allah Swt memerintahkan kita untuk senantiasa berlaku adil dan berbuat kebaikan kepada siapapun tanpa memandang etnik, suku maupun agamanya. Bahkan dalam ayat lain Allah Swt  berfirman :dalam surah al-Mumtahanah ayat 8; Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah: 8). Imam al-Sya’di menafsirkan ayat ini  sebagai berikut :

”Bahwa sanya Allah swt tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan menjalin silaturahmi serta berbuat adil kepada mereka non-muslim selama mereka tidak memerangi kalian dan mengusir kalian dari kampung kalian maka tidak ada halangan bagi kalian untuk berbuat baik serta menjalin silaturahmi dengan mereka.”

Dari tulisan ini dapat di simpulkan bahwa sanya Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai keberagaman.Islam adalah agama yang mengedepankan Ukhuwah baik itu Ukhuwah Islamiyyah persaudaraan sesama muslim, ukhuwah wathaniyyah maupun ukhuwah insaniyyah yaitu rasa persaudaraan sesama umat manusia.

Sehingga apabila nilai nilai  yang terdapat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini dapat di pahami dan di resapi oleh seluruh penduduk Indonesia maka keberagaman di Indonesia tidak akan lagi menjadi salah satu sumber konflik berkepanjangan yang seringkali mengorbankan ribuan nyawa,bahkan ia akan  menjadi sumber kedamaian dan persaudaraan lintas  suku maupun agama .sehingga apabila ini telah terlaksana,maka Negara Indonesia akan menjadi Role model di dalam menciptakan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama di tingkat Asia bahkan Dunia.

By : Hardiansyah Siregar (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Perbandingan Mazhab)

Review Film “Hicki” 2018 Karya Sidhart Malhotra

Film yang sangat membius para penonton dengan sisipan pesan dan nilai yang dapat di ambil dari film ini. Film karya sidhart maholtra ini layak menjadi bahan acuan dalam kehidupan sehari hari khususnya untuk para orang-orang yang berprofesi sebagai guru. Kejutan demi kejutan selalu disuguhkan setiap scenenya menjadi daya tarik sendiri bagi para penonton, kisah perjuangan seorang guru yang di perankan oleh rani Mukherjee ini berhasil menyihir para penonton tetap terus tertegun dan betah menonton setiap aksinya.

Film yang mengangkat tema perjuangan seorang guru pengidap sindrom Tourette yang di hadapkan dengan sekelompok siswa-siswi nakal yang berasal dari wilayah kumuh india dalam sekolah bergengsi st.notker sekolah dimana tempat ia menimba ilmu disana beberapa tahun lalu. Beberapa pesan yang dapat di petik dalam film ini pun sangat beragam sehingga tak heran jika film ini laku di pasaran, tak hanya tema serta jalan cerita yang dikemas rapi, akting para pemain pun sangat layak di acungi jempol.

Pesan yang pertama kali dapat kita petik adalah hubungan seorang ayah dengan anak gadisnya yang menguras emosi penonton, bagaimana tidak sindrom yang di derita naina mathur (rani Mukherjee) membuatnya selalu menjadi bahan ejekan bahkan ayahnya juga malu jika bersamanya di tempat umum terlihat dari beberapa scene yang salah satunya adalah saat memesan roti di toko naina di Tanya oleh pelayan dan ayahnya langsung menjawabnya sehingga naina kehilangan hak bicaranya hal ini berlangsung hingga naina menginjak usia dewasa.

Namun biarpun begitu, ayahnya tetap bangga memiliki anak seperti naina dengan semua perjuangannya. hal ini dibuktikan pada scene dimana naina sedang dalam kesedihan karena ia akan dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai guru dan ia merasa ayahnya senang karena ayahnya dari awal tidak suka ia menjadi seorang guru namun ternyata ia memiliki kebanggan terhadap gadis kecilnya dengan dialog “apapun yang terjadi di sekolah besok, kau tak perlu membuktikan apa apa aku melihat anak-anak itu (murid naina), yang kau lakukan pada mereka adalah hal yang tak bisa kulakukan kepadamu” dalam hal ini membuktikan sekeras apapun orang tua terhadap anak ia selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.

Pesan kedua adalah perjuangan serta semangat seorang naina mathur untuk menjadi guru yang selalu di tolak setiap sekolah karena sindrom Tourette yang di deritanya hingga ia di tolak oleh 18 sekolah saat melamar pekerjaan bahkan ia di tolak 5 kali oleh sekolah tempatnya menimba ilmu yaitu st. notker namun itu semua tak memadamkan impiannya menjadi seorang guru karena ia sangat termotivasi dari kepala sekolahnya pak khan yang memberikannya semangat dan menginspirasinya ketika ia duduk di bangku sekolah.

Pesan ketiga adalah tentang kesabaran seorang naina mathur dalam mendidik dan membimbing kelas 9F yang terkenal dengan 14 siswa nakal di dalamnya, sudah banyak guru yang resign akibat ulah kenakalan mereka, sehingga mereka mendapatkan ancaman akan di keluarkan dari sekolah jika tidak memiliki perkembangan. Namun hal ini tidak menutup semangat dari naina untuk terus membimbing siswanya karena ia paham betul apa penyebab mereka bisa nakal dan selalu mengerjainya dan guru guru sebelumnya. Mereka adalah anak dari pemukiman kumuh yang tanah sekolahnya bersengketa dan pihak st. notker membantu anak anak tersebut sekolah di st. notker berdasarkan pengumuman pemerintah tentang hak untuk mengenyam pendidikan.

Bukan hanya karena faktor terpaksa saja mereka bersekolah disitu melainkan lingkungan sekolah yang tidak bersahabat yang terjadi disana seperti siswa lain yang selalu meremehkan dan mengejek mereka bahkan ketidak adilan beberapa guru dalam mengatasi kasus mereka. Hal inilah yang membuat mereka memberontak dan melakukan hal hal yang tidak disenangi disekolah demi mendapatkan perhatian karena di perlakukan tidak adil oleh lingkungan padahal mereka sendiri merupakan siswa yang memiliki kemampuan yang tak kalah dari kelas 9A salah satu kelas unggulan yang selalu menerima lencana perfek setiap tahunnya.

Hal yang dilakukan oleh siswa 9F kepada guru sebelumnya juga di alami oleh naina mathur, mereka bertaruh jika naina tidak dapat bertahan selama 10 hari mengajar mereka, sehingga mereka melakukan kejahilan terus menerus agar naina kapok dan berhenti mengajar namun hal itu tidak menghalangi semangat naina ia tetap bertahan bahkan pada saat mereka melakukan hal yang besar dan di panggil oleh kepala sekolah naina tetap membela mereka dan berdalih bahwa mereka tidak bersalah di hadapan kepala sekolah sehingga membuat siswa 9F sadar dan mulai mau menerima naina mathur sebagai guru mereka.

Pesan ketiga adalah cara mengajar naina yang kreatif dan menyenangkan serta membuka wawasan para siswanya bahwa setiap orang memiliki hadiah yang di berikan tuhan yaitu kemampuan dan kehebatan yang luar biasa, dengan menggunakan metode belajar  yang menyenangkan dan menarik  perhatian para siswanya sehingga mereka mampu menerima ilmu yang di ajarkan oleh naina. Hal itu membuat naina yakin dan percaya siswanya hebat dan juga berhak menerima lencana perfect bagi para siswa siswi unggulan yang bersekolah di st. notker. Ia memanfaatkan alam serta permainan dalam mengajar memberikan kebebasan untuk setiap siswanya sehingga mampu menyelesaikan ujian akhir dan memperoleh kelulusan.

Pesan keempat adalah kekompakan siswa siswi kelas 9F yang mana mereka selalu kompak dan selalu melindugi satu sama lain sehingga mereka memiliki kedekatan serta hubungan yang sangat erat dalam persahabatan, dengan memiliki latar belakang keluarga yang sama membuat mereka merasa memiliki satu sama lain dan saling membela serta melindugi, walaupun mereka seringkali melakukan ha hal yang mengganggu itu tak menutup kemungkinan mereka memiliki kecerdasan dan hati yang lembut dan peduli terhadap sesama, namun semenjak naina mathur hadir dalam kehidupan mereka dan membawa perubahan kecil untuk mereka perlahan mereka berhasil menunjukkan sisi terbaik mereka kehadapan orang lain.

Pesan kelima adalah kebijaksanaan setiap karakter dalam menerima masalah, sehingga tidak ada pihak yang di jatuhkan dalam film ini, setiap scene kejutan demi kejutan di suguhkan dalam film ini, tak hanya menampilkan kisah perjuangan dan semangat film juga mengangkat jasa seorang guru yang sangat pantas untuk di tiru dan dijadikan teladan oleh siswanya maupun para penonton. Karena sesungguhnya guru adalah panutan yang harusnya di gugu dan di tiru dan film ini banyak menyajikan itu dan mengajarkan apa itu semangat, keyakinan, kesabaran, dan lain sebagainya.

Akhirnya dalam kisah ini dapat kita tarik kesimpulan bagaimana cara memanusiakan manusia, setiap manusia itu terlahir istimewa apapun kekurangan yang di miliki ia tetap istimewa dan sempurna di mata tuhan yang menciptakannya sehingga kita tidak boleh mengejek bahkan menyepelekan orang lain. Manusia terlahir dengan memiliki hati nurani yang mana sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain sehingga kita dapa menghargai serta menghormati sesama dan menjadi istimewa dengan kelebihan dan kehebatan luar biasa yang kita miliki.

By : Debi Sintia