Review Film “Hicki” 2018 Karya Sidhart Malhotra

Film yang sangat membius para penonton dengan sisipan pesan dan nilai yang dapat di ambil dari film ini. Film karya sidhart maholtra ini layak menjadi bahan acuan dalam kehidupan sehari hari khususnya untuk para orang-orang yang berprofesi sebagai guru. Kejutan demi kejutan selalu disuguhkan setiap scenenya menjadi daya tarik sendiri bagi para penonton, kisah perjuangan seorang guru yang di perankan oleh rani Mukherjee ini berhasil menyihir para penonton tetap terus tertegun dan betah menonton setiap aksinya.

Film yang mengangkat tema perjuangan seorang guru pengidap sindrom Tourette yang di hadapkan dengan sekelompok siswa-siswi nakal yang berasal dari wilayah kumuh india dalam sekolah bergengsi st.notker sekolah dimana tempat ia menimba ilmu disana beberapa tahun lalu. Beberapa pesan yang dapat di petik dalam film ini pun sangat beragam sehingga tak heran jika film ini laku di pasaran, tak hanya tema serta jalan cerita yang dikemas rapi, akting para pemain pun sangat layak di acungi jempol.

Pesan yang pertama kali dapat kita petik adalah hubungan seorang ayah dengan anak gadisnya yang menguras emosi penonton, bagaimana tidak sindrom yang di derita naina mathur (rani Mukherjee) membuatnya selalu menjadi bahan ejekan bahkan ayahnya juga malu jika bersamanya di tempat umum terlihat dari beberapa scene yang salah satunya adalah saat memesan roti di toko naina di Tanya oleh pelayan dan ayahnya langsung menjawabnya sehingga naina kehilangan hak bicaranya hal ini berlangsung hingga naina menginjak usia dewasa.

Namun biarpun begitu, ayahnya tetap bangga memiliki anak seperti naina dengan semua perjuangannya. hal ini dibuktikan pada scene dimana naina sedang dalam kesedihan karena ia akan dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai guru dan ia merasa ayahnya senang karena ayahnya dari awal tidak suka ia menjadi seorang guru namun ternyata ia memiliki kebanggan terhadap gadis kecilnya dengan dialog “apapun yang terjadi di sekolah besok, kau tak perlu membuktikan apa apa aku melihat anak-anak itu (murid naina), yang kau lakukan pada mereka adalah hal yang tak bisa kulakukan kepadamu” dalam hal ini membuktikan sekeras apapun orang tua terhadap anak ia selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.

Pesan kedua adalah perjuangan serta semangat seorang naina mathur untuk menjadi guru yang selalu di tolak setiap sekolah karena sindrom Tourette yang di deritanya hingga ia di tolak oleh 18 sekolah saat melamar pekerjaan bahkan ia di tolak 5 kali oleh sekolah tempatnya menimba ilmu yaitu st. notker namun itu semua tak memadamkan impiannya menjadi seorang guru karena ia sangat termotivasi dari kepala sekolahnya pak khan yang memberikannya semangat dan menginspirasinya ketika ia duduk di bangku sekolah.

Pesan ketiga adalah tentang kesabaran seorang naina mathur dalam mendidik dan membimbing kelas 9F yang terkenal dengan 14 siswa nakal di dalamnya, sudah banyak guru yang resign akibat ulah kenakalan mereka, sehingga mereka mendapatkan ancaman akan di keluarkan dari sekolah jika tidak memiliki perkembangan. Namun hal ini tidak menutup semangat dari naina untuk terus membimbing siswanya karena ia paham betul apa penyebab mereka bisa nakal dan selalu mengerjainya dan guru guru sebelumnya. Mereka adalah anak dari pemukiman kumuh yang tanah sekolahnya bersengketa dan pihak st. notker membantu anak anak tersebut sekolah di st. notker berdasarkan pengumuman pemerintah tentang hak untuk mengenyam pendidikan.

Bukan hanya karena faktor terpaksa saja mereka bersekolah disitu melainkan lingkungan sekolah yang tidak bersahabat yang terjadi disana seperti siswa lain yang selalu meremehkan dan mengejek mereka bahkan ketidak adilan beberapa guru dalam mengatasi kasus mereka. Hal inilah yang membuat mereka memberontak dan melakukan hal hal yang tidak disenangi disekolah demi mendapatkan perhatian karena di perlakukan tidak adil oleh lingkungan padahal mereka sendiri merupakan siswa yang memiliki kemampuan yang tak kalah dari kelas 9A salah satu kelas unggulan yang selalu menerima lencana perfek setiap tahunnya.

Hal yang dilakukan oleh siswa 9F kepada guru sebelumnya juga di alami oleh naina mathur, mereka bertaruh jika naina tidak dapat bertahan selama 10 hari mengajar mereka, sehingga mereka melakukan kejahilan terus menerus agar naina kapok dan berhenti mengajar namun hal itu tidak menghalangi semangat naina ia tetap bertahan bahkan pada saat mereka melakukan hal yang besar dan di panggil oleh kepala sekolah naina tetap membela mereka dan berdalih bahwa mereka tidak bersalah di hadapan kepala sekolah sehingga membuat siswa 9F sadar dan mulai mau menerima naina mathur sebagai guru mereka.

Pesan ketiga adalah cara mengajar naina yang kreatif dan menyenangkan serta membuka wawasan para siswanya bahwa setiap orang memiliki hadiah yang di berikan tuhan yaitu kemampuan dan kehebatan yang luar biasa, dengan menggunakan metode belajar  yang menyenangkan dan menarik  perhatian para siswanya sehingga mereka mampu menerima ilmu yang di ajarkan oleh naina. Hal itu membuat naina yakin dan percaya siswanya hebat dan juga berhak menerima lencana perfect bagi para siswa siswi unggulan yang bersekolah di st. notker. Ia memanfaatkan alam serta permainan dalam mengajar memberikan kebebasan untuk setiap siswanya sehingga mampu menyelesaikan ujian akhir dan memperoleh kelulusan.

Pesan keempat adalah kekompakan siswa siswi kelas 9F yang mana mereka selalu kompak dan selalu melindugi satu sama lain sehingga mereka memiliki kedekatan serta hubungan yang sangat erat dalam persahabatan, dengan memiliki latar belakang keluarga yang sama membuat mereka merasa memiliki satu sama lain dan saling membela serta melindugi, walaupun mereka seringkali melakukan ha hal yang mengganggu itu tak menutup kemungkinan mereka memiliki kecerdasan dan hati yang lembut dan peduli terhadap sesama, namun semenjak naina mathur hadir dalam kehidupan mereka dan membawa perubahan kecil untuk mereka perlahan mereka berhasil menunjukkan sisi terbaik mereka kehadapan orang lain.

Pesan kelima adalah kebijaksanaan setiap karakter dalam menerima masalah, sehingga tidak ada pihak yang di jatuhkan dalam film ini, setiap scene kejutan demi kejutan di suguhkan dalam film ini, tak hanya menampilkan kisah perjuangan dan semangat film juga mengangkat jasa seorang guru yang sangat pantas untuk di tiru dan dijadikan teladan oleh siswanya maupun para penonton. Karena sesungguhnya guru adalah panutan yang harusnya di gugu dan di tiru dan film ini banyak menyajikan itu dan mengajarkan apa itu semangat, keyakinan, kesabaran, dan lain sebagainya.

Akhirnya dalam kisah ini dapat kita tarik kesimpulan bagaimana cara memanusiakan manusia, setiap manusia itu terlahir istimewa apapun kekurangan yang di miliki ia tetap istimewa dan sempurna di mata tuhan yang menciptakannya sehingga kita tidak boleh mengejek bahkan menyepelekan orang lain. Manusia terlahir dengan memiliki hati nurani yang mana sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain sehingga kita dapa menghargai serta menghormati sesama dan menjadi istimewa dengan kelebihan dan kehebatan luar biasa yang kita miliki.

By : Debi Sintia

Leave a Reply