Isu-Isu Kontemporer dalam Study Qur’an

Isu-Isu Kontemporer dalam Study Qur’an

Kegiatan Short Course Of Dakwah Transformatif Bagi Musyrif / Musyrifah Ma’had Aly UIN SUSKA RIAU jugs mengupas materi mengenai “Isu-Isu Kontemporer dalam Study Qur’an” pada hari kedua yaitu tanggal 14 September 2019 yang dimulai pukul 08.00 Wib sampai pukul 12.00 Wib bersama mantan rektor UIN SUSKA RIAU yang banyak diidolakan oleh mahasiswa, baik dari kebijakannya, tanggungjawabnya, maupun dari ilmu dan luasnya wawasan beliau, yaitu Prof. Dr. Munzir Hitami, MA.

Beliau memberikan sebuah motivasi yang luar biasa kepada para peserta, yaitu “Memburu Guru ke Ujung Dunia” Maknanya setiap manusia seharusnya memiliki rasa tidak pernah puas atas ilmu yang dimilikinya. Khususnya dalam kalangan mahasiswa harus mampu membaca banyak buku dan menulis berbagai karya intelektual yang berkualitas tinggi. Tuntutlah banyak ilmu dengan banyak guru. Hadapi rintangannya demi sebuah pemahaman mendalam mengenai berbagai ilmu.

Materi diulas secara mendalam dengan berbagai macam pertanyaan yang kritis sehingga membuka pola pikir mahasiswa khususnya musyrif dan musyrifah ma’had Aly UIN SUSKA RIAU.

Isu-Isu Gerakan Islam Kontemporer

Isu-Isu Gerakan Islam Kontemporer

ISAIS (Institute for Southeast Asian Islamic Studies) UIN SUSKA RIAU menjadi wadah bagi mahasiswa dari berbagai kalangan untuk menuangkan pemahaman dan mengasah intelektualnya.  “Isu-Isu Gerakan Islam Kontemporer” menjadi topik yang sangat menarik. Materi ini diberikan langsung oleh pakarnya yaitu Dr. Irfan Abu Bakar sebagai dosen besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diselenggarakan dalam kegiatan Short Course Of Dakwah Transformatif Bagi Musyrif / Musyrifah Ma’had Aly UIN SUSKA RIAU pada 13-15 September 2019.

Pada kegiatan malam tanggal 13 September 2019, seluruh peserta sangat antusias mengikuti kegiatan diskusi yang berlangsung ba’da isya hingga jam 23.00

Banyak musyrif dan musyrifah banyak yang mengeluarkan pendapat dan pertanyaan-pertanyaan kritis. Banyaknya gerakan-gerakan yang bermunculan terutama di media social sebenarnya tidak seperti yang terjadi. Banyak ditaburi bumbu-bumbu yang menakibatkan terjadinya perpecahan dan perselisihan. Salah satu karakteristik gerakan islam kontemporer adalah cepat muncul, viral dan kemudian digantikan oleh isu yang baru. Sudah seharusnya gerakan yang muncul dengan mengatasnamakan Islam bertujuan memajukan iptek, pelestarian lingkungan, pencegahan korupsi dan sebagainya. Sehingga tidak focus tentang politik saja.

SHORT COURT OF DAKWAH TRANSFORMATIF

SHORT COURT OF DAKWAH TRANSFORMATIF

Menurut Dr. Suryan A. Jamrah, MA tema dalam kegiatan “short court of dakwah transformatif” sangat menarik untuk dibahas. Berdakwah merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat manusia serta suatu keteladanan yang harus dilakukan. Seorang pendakwah sudah seharusnya dapat menerapkan ilmu dan pemahaman materinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berdakwah, tugas kita hanyalah menyampaikan kebenaran. Sementara perihal penerimaan dakwah tergantung hidayah penerima dakwah. Seperti orang yang belum islam itu bukanlah merupakan urusan kita apakah dia mau masuk islam atau tidak itu.

Banyak manusia yang berdakwah karena ingin dipuji masyarakat, inilah hal yang memicu tertanamnya rasa sombong di dalam diri pendakwah tersebut. Adapun etika memuji orang tersebut janganlah didepannya, namun pujilah dibelakangnya agar orang yang dipuji terhindar dari rasa sombong.

Pepatah mengatakan ”orang yang memuji menjilat, orang yang dipuji besar kepala” dalam arti setiap orang yang memuji adalah seseorang yang memiliki kepentingan dan diperlakukan special sedangkan orang yang dipuji merasa paling baik dan sempurna.

Hijrah bukan melihat dari casing nya seseorang melainkan melihat dari dalam nya

Teguh dalam pendirian, luwes dalam prinsip

Tujuan dakwah mengislamkan nusantara bukan menusantarakan islam

ISAIS UIN SUSKA RIAU MENGGELAR DISKUSI ILMIAH DAN BEDAH FILM “PROVOKATOR DAMAI”

ISAIS UIN SUSKA RIAU MENGGELAR DISKUSI ILMIAH DAN BEDAH FILM “PROVOKATOR DAMAI”

Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) menggelar diskusi ilmiah dan bedah film pada rabu, 11 September 2019 tepatnya di ruangan ISAIS lantai 1. Gedung islamic center UIN SUSKA RIAU. Kegiatan ini mengahadirkan mahasiswa yang berada di civitas akademik UIN SUSKA RIAU dengan kouta peserta 20 orang.

Kembali menghadirkan pembicara yang luar biasa yaitu Drs. H. Zulkifli M Nuh, M.Ed sebagai Dosen di UIN SUSKA RIAU. Diskusi ilmiah kali ini sangat penting dalam menyampaikan pesan perdamaian bagi sesama umat manusia. Khususnya mahasiswa UIN yang sanagat rentan dalam isu-isu radikal.

Drs. H. Zulkifli M Nuh, M.Ed mengatakan banyak hal yang berkesan dan mengedukasi kita dalam film yang berjudul “PROVOKATOR DAMAI”. Film berdurasi sekitar 28 menit ini dibuat oleh Rifky. Seorang mahasiswa Jurnalistik IAIN Ambon yang bekerjasama dengan teman satu kelasnya yaitu Ali Madi Salay. Film ini menceritakan kisah keluarga muslim yang hidup di tengah perkampungan kristen, begitu sebaliknya keluarga kristen yang hidup di tengah perkampungan muslim. Mereka telah membuktikan bahwa masyarakat Ambon merindukan perdamaian. Situasi dimana mereka hidup rukun berdampingan sebelum terjadi konflik pada tahun 1999. Film ini bertujuan untuk mengajarkan bahwa orang boleh belajar tentang konflik dari Maluku, itu dulu. Sekarang orang harus belajar perdamaian dari Maluku.

Gencarkan Perdamaian Jauhkan Perselisihan !!!

Damai itu indah !!!

ISAIS UIN SUSKA RIAU MENGGELAR DISKUSI ILMIAH DAN BEDAH FILM “IMAM DAN PASTOR”

ISAIS UIN SUSKA RIAU MENGGELAR DISKUSI ILMIAH DAN BEDAH FILM “IMAM DAN PASTOR”

Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) menggelar diskusi ilmiah dan bedah film pada Selasa, 10 September 2019 tepatnya di ruangan ISAIS lantai 1 Gedung islamic center UIN SUSKA RIAU. Kegiatan ini dihadiri mahasiswa yang berada di civitas akademik UIN SUSKA RIAU dengan kouta peserta 20 orang.

Menghadirkan pembicara yang luar biasa yaitu Bambang Hermanto, MA sebagai Dosen di UIN SUSKA RIAU. Diskusi ilmiah kali ini sangat penting menambah wawasan mahasiswa dalam hidup beragama serta menjadikan peran mahasiswa sangat diperlukan dalam menyebarkan perdamaian dilingkungan sosial masyarakat khusus yang hidup berdampingan secara majemuk (ras, agama dan suku) di tanah lancang kuning. Oleh karena itu, menjadi  mahasiswa  harus memiliki wawasan pendidikan yang luas agar dapat menciptakan perdamaian dalam keragaman. Perbedaan dalam beragama tidak semestinya menjadi perpecahan dan sumber pertikaian dalam hidup berbangsa maupun bernegara. Pemahaman mengenai agama lain juga dibutuhkan sebagai alternatif dalam menambah wawasan dan dasar yang kokoh dalam beragama.

ISAIS UIN SUSKA RIAU MENGGELAR DISKUSI ILMIAH DENGAN TEMA “MENGENAL PEMIKIRAN MUHAMMAD SHAHROUR”

ISAIS UIN SUSKA RIAU MENGGELAR DISKUSI ILMIAH DENGAN TEMA “MENGENAL PEMIKIRAN MUHAMMAD SHAHROUR”

Menaggapi dinamika umat islam dengan munculnya disertasi mahasiswa program doktor di UIN Sunan Kalijaga. Institute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) menggelar diskusi ilmiah dengan tema “Mengenal pemikiran muhammad Shahrour”. Acara ini diselenggarakan pada hari Senin, 09 September 2019 tepatnya di ruangan ISAIS lantai 1. Gedung islamic center UIN SUSKA RIAU. Kegiatan ini mengahadirkan dosen UIN SUSKA RIAU dengan peserta sebanyak 40 orang.

Pembicara yang hadir sangat kompeten dalam membedah persoalan ini karana beliau adalah pembimbing sekaligus penguji disertasi tersebut. Beliau adalah Guru besar UIN SUKA (Sunan Kalijaga) yaitu Prof. Dr. KH. M. Shahiron, MA yang memang sudah lama mengkaji pemikiran ulama besar siriah M.shahrour.

Dalam diskusi tersebut secara terang beliau menjelaskan karakter pemikiran shahrour yang sangat orisinil dan menjadi pembaharuan metode berfikir di tengah kebutuhan umat akan solusi dari berbagai persoalan saat ini.

Teori dasar dari pemikiran shahrour yang dikenal dengan teori batas menjelaskan al-qur’an adalah dalil yang kekal Nash nya, Namun kandungannya selalu berubah.

Dengan teori batas ini shahrour menjelaskan dinamika kandungan al-qur’an selalu berkembang dalam batas minimal dan maksimal. Dengan teori ini konsep milkul yamin (budak) adalah pernikahan yang tidak sampai pada batas hukum perkawinan karena tidak mengatur masalah mahar, talaq, perjanjian nikah dan lain sebagainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernikahan milkul yamin hanya didasarkan pada kesepakatan diluar hukum perkawinan pada umumunya atau disebut aqdal ihshan dengan syarat harus ada qanun yang mengaturnya.

Dengan kegiatan ini diharapkan umat islam dapat memahami bahwa yang dimaksud oleh shahrour dengan konsep milkul yamin bukanlah perbuatan zina sebagaimana yang viral di media sosial.