Ketika Keberagaman Mulai Pudar

Ketika Keberagaman Mulai Pudar

Indonesia adalah sebuah Negara yang penuh dengan keberagaman. Berbicara mengenai keberagaman, maka Indonesia adalah contoh paling nyata di dalam menggambarkan  keragaman yang sesungguhnya. Kenapa tidak? Sebagaimana dimaklumi bahwa bahwa Indonesia adalah Negara yang mempunyai keberagaman di segala aspek kehidupan, baik itu suku, bangsa bahkan agama.

Indonesia dengan demikian, merupakan rumah bagi 5 agama besar dunia, 748 bahasa daerah, lebih dari 300 etnik dan sekitar 1.340 suku bangsa yang berbeda yang dimana ia tersebar di seluruh pulau-pulau di Indonesia dari Sabang sampai Merauke,dari Miangas sampai pulau Rote dan apabila dikelola dengan baik maka ini merupakan nilai plus bagi Negara Indonesia yang dimana ia merupakan salah satu gambaran kekayaan Indonesia itu sendiri.

Namun pada masa ini kita dapat melihat bahwa kesadaran akan keberagaman itu mulai pudar. Sehingga tidak jarang menjadi polemik bahkan menimbulkan konflik yang berkepanjangan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebut saja Konflik agama di ambon yang terjadi pada tahun 1999 silam yang dimana konflik ini menjadi salah satu aksi brutal yang merenggut ribuan nyawa dan menghancurkan semua tatanan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.

Pudarnya kesadaran itu, semakin menguat dengan munculnya berbagai konflik antara masyarakat ambon-lease menjadi konflik agama, yakni antara umat Islam dan Kristen yang dimana ia berujung pada banyaknya korban jiwa. Kedua kubu agama ini saling serang menyerang satu sama lain, bahkan saling bakar membakar bangunan serta sarana ibadah. Mereka pada saat itu beranggapan bahwa mereka memperjuangkan hal yang benar. Umat kristiani beranggapan bahwa konflik yang terjadi antara umat Islam dan kristen pada saat itu sebagai  perang salib begitu juga dengan umat Islam mereka beranggapan bahwa memerangi umat Kristiani pada saat itu adalah jihad fi sabillah.

Bahkan ketika itu dikarenakan kebencian membara atas nama agama Islam-kristen membuat hidup mereka terjebak di dalam konflik yang berkepanjangan ,Mereka hanya punya satu tujuan yaitu “Membunuh sebanyak banyaknya lawan iman”. Sehingga pada saat terjadinya konflik agama tersebut sekitar 5000 orang dikabarkan meninggal dunia dan hampir lebih dari setengah juta orang mengungsi akibat konflik berkepanjangan ini.

Memupuk Kesadaran Keberagaman

Kemudian menjadi pertanyaan besarnya adalah bagaimana membangun kembali kesadaran keberagaman itu? Memupuk dan menyemai kesadaran keberagaman di Indonesia hari ini, menjadi sangat penting untuk dibangun. Sebagaimana kita ketahui Islam adalah agama yang dianut oleh mayoritas Rakyat Indonesia. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas keberagaman Indonesia di dalam persfektif Islam.

Adapun agama Islam di dalam memandang keberagaman, baik itu di dalam konteks dunia maupun Indonesia merupakan suatu hal yang telah menjadi fitrah bagi kehidupan umat manusia bahkan hal itu sendiri telah dikabarkan oleh Allah swt di dalam al Qur’an surah al Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal” (QS. Al-Hujurat : 13).

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa sanya Allah swt menciptakan umat manusia dalam keadaan bersuku suku dan berbangsa bangsa tidak lain dan tidak bukan adalah agar kita saling mengenal.Sehingga dengan itu terciptalah suasana yang harmonis di dalam kehidupan ber bangsa dan ber negara.

Negara Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa dengan berdasarkan kepada pancasila, dimana pancasila ini, mempunyai peran yang sangat besar di dalam menjaga keharmonisan dalam kehidupan ber bangsa dan ber negara,di karenakan pancasila itu sendiri digali dari sumber historis, pysikologis dan sosiologis bangsa Indonesia itu sendiri. Bahkan di sisi lain kita dapat melihat bahwasanya pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara sangat sesuai dengan nilai nilai yang di perjuangkan oleh Islam.

Di dalam pancasila, kita di ajarkan nilai ketuhanan melalui sila pertamanya yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa” kemudian kita juga diajarkan nilai  kemanusiaan dan keadilan yang dimana ia diwujudkan dalam sila kedua  pancasila yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradap” dan sila ke lima pancasila yaitu “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Di dalam sila ke 2 ini jelas di katakan dengan jelas kata “kemanusiaan” yang dimana ini bukan hanya untuk satu golongan saja melainkan mencakup semua objek yang bernama manusia, tanpa harus memandang suku,bangsa dan agama.Hal ini sebenarnya telah lama di ajarkan oleh imam Ali R.A beliau berkata: ”Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan”.

Ini bermakna bahwa kemanusiaan adalah nilai tertinggi dalam posisinya sebagai manusia dan ini merupakan kunci utama untuk mewujudkan ukhuwah insaniyyah tanpa harus memandang status suku, agama ataupun sekat sekat geografis, sehingga dengan ini akan terciptalah kehidupan yang majemuk dengan tetap mengedepankan sikap toleransi antar suku maupun umat beragama sehingga terciptalah kehidupan sosial yang beragam namun tetap di balut dengan nuansa  persatuan dan kedamaian.

Selain itu sila ke 5 pancasila yaitu “Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” juga memberikan pemahaman kepada kita mengenai pentingnya menjunjung tinggi nilai ukhuwah wathaniyyah  bahwa siapapun dia, apa pun sukunya, apapun agama nya apabila dia warga Negara Indonesia maka kita di wajibkan untuk berbuat adil kepada mereka tanpa membeda bedakan antara Mayoritas dengan Minoritas. Dan hal ini sangat sesuai dengan firman Allah swt  di dalam al-Quran surah an-Nahl ayat 90 yaitu; “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.” (QS. an Nahl: 90).

Dari ayat ini Allah Swt memerintahkan kita untuk senantiasa berlaku adil dan berbuat kebaikan kepada siapapun tanpa memandang etnik, suku maupun agamanya. Bahkan dalam ayat lain Allah Swt  berfirman :dalam surah al-Mumtahanah ayat 8; Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-Mumtahanah: 8). Imam al-Sya’di menafsirkan ayat ini  sebagai berikut :

”Bahwa sanya Allah swt tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan menjalin silaturahmi serta berbuat adil kepada mereka non-muslim selama mereka tidak memerangi kalian dan mengusir kalian dari kampung kalian maka tidak ada halangan bagi kalian untuk berbuat baik serta menjalin silaturahmi dengan mereka.”

Dari tulisan ini dapat di simpulkan bahwa sanya Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi nilai nilai keberagaman.Islam adalah agama yang mengedepankan Ukhuwah baik itu Ukhuwah Islamiyyah persaudaraan sesama muslim, ukhuwah wathaniyyah maupun ukhuwah insaniyyah yaitu rasa persaudaraan sesama umat manusia.

Sehingga apabila nilai nilai  yang terdapat di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini dapat di pahami dan di resapi oleh seluruh penduduk Indonesia maka keberagaman di Indonesia tidak akan lagi menjadi salah satu sumber konflik berkepanjangan yang seringkali mengorbankan ribuan nyawa,bahkan ia akan  menjadi sumber kedamaian dan persaudaraan lintas  suku maupun agama .sehingga apabila ini telah terlaksana,maka Negara Indonesia akan menjadi Role model di dalam menciptakan kedamaian dan kerukunan antar umat beragama di tingkat Asia bahkan Dunia.

By : Hardiansyah Siregar (Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Perbandingan Mazhab)

Review Film “Hicki” 2018 Karya Sidhart Malhotra

Film yang sangat membius para penonton dengan sisipan pesan dan nilai yang dapat di ambil dari film ini. Film karya sidhart maholtra ini layak menjadi bahan acuan dalam kehidupan sehari hari khususnya untuk para orang-orang yang berprofesi sebagai guru. Kejutan demi kejutan selalu disuguhkan setiap scenenya menjadi daya tarik sendiri bagi para penonton, kisah perjuangan seorang guru yang di perankan oleh rani Mukherjee ini berhasil menyihir para penonton tetap terus tertegun dan betah menonton setiap aksinya.

Film yang mengangkat tema perjuangan seorang guru pengidap sindrom Tourette yang di hadapkan dengan sekelompok siswa-siswi nakal yang berasal dari wilayah kumuh india dalam sekolah bergengsi st.notker sekolah dimana tempat ia menimba ilmu disana beberapa tahun lalu. Beberapa pesan yang dapat di petik dalam film ini pun sangat beragam sehingga tak heran jika film ini laku di pasaran, tak hanya tema serta jalan cerita yang dikemas rapi, akting para pemain pun sangat layak di acungi jempol.

Pesan yang pertama kali dapat kita petik adalah hubungan seorang ayah dengan anak gadisnya yang menguras emosi penonton, bagaimana tidak sindrom yang di derita naina mathur (rani Mukherjee) membuatnya selalu menjadi bahan ejekan bahkan ayahnya juga malu jika bersamanya di tempat umum terlihat dari beberapa scene yang salah satunya adalah saat memesan roti di toko naina di Tanya oleh pelayan dan ayahnya langsung menjawabnya sehingga naina kehilangan hak bicaranya hal ini berlangsung hingga naina menginjak usia dewasa.

Namun biarpun begitu, ayahnya tetap bangga memiliki anak seperti naina dengan semua perjuangannya. hal ini dibuktikan pada scene dimana naina sedang dalam kesedihan karena ia akan dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai guru dan ia merasa ayahnya senang karena ayahnya dari awal tidak suka ia menjadi seorang guru namun ternyata ia memiliki kebanggan terhadap gadis kecilnya dengan dialog “apapun yang terjadi di sekolah besok, kau tak perlu membuktikan apa apa aku melihat anak-anak itu (murid naina), yang kau lakukan pada mereka adalah hal yang tak bisa kulakukan kepadamu” dalam hal ini membuktikan sekeras apapun orang tua terhadap anak ia selalu ingin yang terbaik untuk anaknya.

Pesan kedua adalah perjuangan serta semangat seorang naina mathur untuk menjadi guru yang selalu di tolak setiap sekolah karena sindrom Tourette yang di deritanya hingga ia di tolak oleh 18 sekolah saat melamar pekerjaan bahkan ia di tolak 5 kali oleh sekolah tempatnya menimba ilmu yaitu st. notker namun itu semua tak memadamkan impiannya menjadi seorang guru karena ia sangat termotivasi dari kepala sekolahnya pak khan yang memberikannya semangat dan menginspirasinya ketika ia duduk di bangku sekolah.

Pesan ketiga adalah tentang kesabaran seorang naina mathur dalam mendidik dan membimbing kelas 9F yang terkenal dengan 14 siswa nakal di dalamnya, sudah banyak guru yang resign akibat ulah kenakalan mereka, sehingga mereka mendapatkan ancaman akan di keluarkan dari sekolah jika tidak memiliki perkembangan. Namun hal ini tidak menutup semangat dari naina untuk terus membimbing siswanya karena ia paham betul apa penyebab mereka bisa nakal dan selalu mengerjainya dan guru guru sebelumnya. Mereka adalah anak dari pemukiman kumuh yang tanah sekolahnya bersengketa dan pihak st. notker membantu anak anak tersebut sekolah di st. notker berdasarkan pengumuman pemerintah tentang hak untuk mengenyam pendidikan.

Bukan hanya karena faktor terpaksa saja mereka bersekolah disitu melainkan lingkungan sekolah yang tidak bersahabat yang terjadi disana seperti siswa lain yang selalu meremehkan dan mengejek mereka bahkan ketidak adilan beberapa guru dalam mengatasi kasus mereka. Hal inilah yang membuat mereka memberontak dan melakukan hal hal yang tidak disenangi disekolah demi mendapatkan perhatian karena di perlakukan tidak adil oleh lingkungan padahal mereka sendiri merupakan siswa yang memiliki kemampuan yang tak kalah dari kelas 9A salah satu kelas unggulan yang selalu menerima lencana perfek setiap tahunnya.

Hal yang dilakukan oleh siswa 9F kepada guru sebelumnya juga di alami oleh naina mathur, mereka bertaruh jika naina tidak dapat bertahan selama 10 hari mengajar mereka, sehingga mereka melakukan kejahilan terus menerus agar naina kapok dan berhenti mengajar namun hal itu tidak menghalangi semangat naina ia tetap bertahan bahkan pada saat mereka melakukan hal yang besar dan di panggil oleh kepala sekolah naina tetap membela mereka dan berdalih bahwa mereka tidak bersalah di hadapan kepala sekolah sehingga membuat siswa 9F sadar dan mulai mau menerima naina mathur sebagai guru mereka.

Pesan ketiga adalah cara mengajar naina yang kreatif dan menyenangkan serta membuka wawasan para siswanya bahwa setiap orang memiliki hadiah yang di berikan tuhan yaitu kemampuan dan kehebatan yang luar biasa, dengan menggunakan metode belajar  yang menyenangkan dan menarik  perhatian para siswanya sehingga mereka mampu menerima ilmu yang di ajarkan oleh naina. Hal itu membuat naina yakin dan percaya siswanya hebat dan juga berhak menerima lencana perfect bagi para siswa siswi unggulan yang bersekolah di st. notker. Ia memanfaatkan alam serta permainan dalam mengajar memberikan kebebasan untuk setiap siswanya sehingga mampu menyelesaikan ujian akhir dan memperoleh kelulusan.

Pesan keempat adalah kekompakan siswa siswi kelas 9F yang mana mereka selalu kompak dan selalu melindugi satu sama lain sehingga mereka memiliki kedekatan serta hubungan yang sangat erat dalam persahabatan, dengan memiliki latar belakang keluarga yang sama membuat mereka merasa memiliki satu sama lain dan saling membela serta melindugi, walaupun mereka seringkali melakukan ha hal yang mengganggu itu tak menutup kemungkinan mereka memiliki kecerdasan dan hati yang lembut dan peduli terhadap sesama, namun semenjak naina mathur hadir dalam kehidupan mereka dan membawa perubahan kecil untuk mereka perlahan mereka berhasil menunjukkan sisi terbaik mereka kehadapan orang lain.

Pesan kelima adalah kebijaksanaan setiap karakter dalam menerima masalah, sehingga tidak ada pihak yang di jatuhkan dalam film ini, setiap scene kejutan demi kejutan di suguhkan dalam film ini, tak hanya menampilkan kisah perjuangan dan semangat film juga mengangkat jasa seorang guru yang sangat pantas untuk di tiru dan dijadikan teladan oleh siswanya maupun para penonton. Karena sesungguhnya guru adalah panutan yang harusnya di gugu dan di tiru dan film ini banyak menyajikan itu dan mengajarkan apa itu semangat, keyakinan, kesabaran, dan lain sebagainya.

Akhirnya dalam kisah ini dapat kita tarik kesimpulan bagaimana cara memanusiakan manusia, setiap manusia itu terlahir istimewa apapun kekurangan yang di miliki ia tetap istimewa dan sempurna di mata tuhan yang menciptakannya sehingga kita tidak boleh mengejek bahkan menyepelekan orang lain. Manusia terlahir dengan memiliki hati nurani yang mana sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain sehingga kita dapa menghargai serta menghormati sesama dan menjadi istimewa dengan kelebihan dan kehebatan luar biasa yang kita miliki.

By : Debi Sintia

Menulis Membawa Berkah

Menulis Membawa Berkah

Bersyukur telah bergabung dalam pelatihan jurnalistik yang bertema “Sekolah Menulis Damai (SeMAI)” yang dikhususkan bagi mahasiswa aktif UIN Suska Riau ditaja oleh Instutute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Maret 2019 dengan 20 orang peserta terpilih yang telah mengirimkan tulisannya. Sehingga dapat mengikuti pelatihan itu dari pukul 08.00-17.00 Wib, dengan pemateri yang sangat luar biasa Mas Khoirul Anam seorang program manajer di Qureta.com. Menurut Mas Khoirul Anam “Menulis adalah bagian dari cara seseorang untuk  bersyukur. Orang yang berpengetahuan tidak menulis, sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan dirinya dan merugi”.

Untuk itu, melalui kutipan di atas sudah seyogya nya kaum milenial menjadikan motivasi untuk menulis serta menghasilkan karya. Menulis adalah salah satu cara mengekspresikan apa yang telah tersimpan dalam memori ke dalam bentuk tulisan dengan tujuan untuk menciptakan karya atau informasi kepada orang lain melalui media atau pun buku. Sebuah karya yang kita tuliskan mampu menjadikan sebuah bukti di kemudian hari, sebagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi orang banyak.

Setelah pelatihan yang dilaksanakan Instutute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau, kami membuat group Whatsapp(WA) untuk memudahkan kami dalam berkomunikasi dalam bertukar informasi dan ilmu pengetahuan. Serta anggota group ialah mahasiswa yang telah mengikuti pelatihan (SeMAI) dan berbagai Dosen. Kemudian group itu aktif memberikan suport kepada penulis dan memberikan informasi tentang lomba Essay serta kegiatan yang syaratnya menulis. Berbagai event  di share kedalam group itu, diantaranya lomba Essay yang diadakan di berbagai tempat dan event yang akan diselenggarakan di Ambon dan Aceh.

Mendapat informasi event seperti itu dan di dorong oleh Instutute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau akan memberangkatkan kepada penulis yang lulus seleksi. Sehingga dengan pengalaman (SeMAI) kami mencoba menulis sebuah tulisan Essay 800 – 1000 kata sebagai bahan seleksi untuk mengikuti youth leadership peace camp (YLPC) di Aceh dengan topik yang harus dipilih pada penulisan Essay :

  1. Menggembirakan Keberagaman
  2. Resolusi Konflik
  3. Muhammadiyah Dan Agenda Perdamaian
  4. Multikulturalisme Dan Nilai-Nilai Perdamaian Agama
  5. Radikalisme Dan Ekstrimisme Kekerasan
  6. Membangun Dialog Antar Ummat Beragama
  7. HAM, Gender Dan Keberagaman
  8. Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Asyahadah
  9. Hak Kebebasan Berkeyakinan Dan Beragama Dalam Kontek Aceh
  10. Beragama Yang Mencerahkan Di Era Milenial

Menulis dengan berbagai topik yang telah ditentukan mempunyai kendala tersendiri. Karena harus membaca berulang-ulang dan memahami salah satu topik untuk di jadikan sebuah Essay. Tulisan kami tentunya masih jauh dari kata sempurna, tetapi tidaklah menjadi problem bagi kami yang masih pemula untuk terus belajar dalam berkarya. Serta dengan deadline yang telah ditentukan kami berusaha untuk menyelesaikan sebuah tulisan dan mengirimkannya ke email pdpm.kotabna@gmail.com sebagai syarat untuk mengikuti kegiatan youth leadership peace camp (YLPC) di Aceh. Bisa dikatakan “tulisan mu itu sebagai tiket masuk mu” .

 

Melalui seleksi tulisan tersebut kami lulus 5 orang, 2 orang  laki-laki dan 3 orang perempuan untuk mengikuti youth leadership peace camp (YLPC) di Aceh 2019 dan kami di berangkatkan oleh Instutute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau untuk dapat mengikuti kegiatan itu. Sebuah tulisan yang menjadi wasilah kami dapat menginjakkan kaki di ujung barat nya Indonesia. Serta mendapat pengalaman baru sebagai rihla ilmu pengetahuan.

Kegiatan itu berlangsung pada tanggal 8 – 9 April 2019 Gampong Nusa, Aceh Besar.  Pemuda Muhammadiyah Kota Banda Aceh bekerja sama dengan Equal Access Internasional dan Locus Perdamaian Malang mengadakan sebuah event perdamaian yang di kemas dengan nama Youth Leadership Peace Camp (YLPC) Aceh 2019. Dari pihak Equal Access Internasional di hadiri oleh Zack Muetteries beserta tim berkolaborasi dengan Locus Perdamaian Malang yang di hadiri oleh Indra Ferry dan Lailatul Rifah. Kemudian peserta nya di hadiri dari berbagai daerah Aceh, Medan, Pekanbaru; dari pemuda, aktivis, mahasiswa/i, hingga pelajar turut serta dalam kegiatan ini.

Tema yang di bawakan pada kegiatan ini “Menjalin Kebersamaan, Menggembirakan Keberagaman, Menggalang Perdamaian“. Hal ini bertujuan untuk membawa orang-orang dari latar belakang yang berbeda baik dari suku, agama, ras, antar golongan ( SARA) untuk dapat menciptakan tempat yang aman bagi semua orang dapat berkumpul untuk bertemu, saling berbagi, mendengarkan dan menghilangkan rasa ketakutan satu sama lain. Pada proses nya mengajarkan keterampilan berdialog dan mengarahkan aksi-aksi komunitas agar dapat menggagas berbagai kegiatan dalam perdamaian.

Salah satu perkataan Zack, dia mengatakan “Konflik bukanlah masalah namun merupakan tantangan yang harus bisa di selesaikan, semakin dekat terhadap sesuatu maka semakin besar potensi akan konflik, menyelesaikan konflik itu bukannya lari dari konflik tapi berusaha menyelesaikan konflik”.

Untuk itu, kutipan tersebut mengajarkan kita menyelesaikan konflik bukan lari jika terjadi konflik, dan penyebab konflik bukanlah dari luar melainkan dari hal yang terdekat kita, bisa saja keluarga kita, teman kita, atasan atau bawahan pada perusahan, bahkan penyebab konflik terbesar ialah diri kita sendiri. Oleh karena itu, berdamai lah pada diri sendiri dengan cara memaafkan segala kekeliruan dan kehilafan yang ada pada diri sendiri yang di sebabkan orang terdekat kita dan meminta maaf lah kepada orang yang pernah kita sakiti atau pernah terjadi kekeliruan kepada kita.

Menurut  Zack, melalui Pemuda Muhammadiyah Kota Banda Aceh bekerja sama dengan Tim Equal Access Internasional dan Locus Perdamaian mengharapkan dari semua kegiatan Youth Leadership Peace Camp (YLPC) Aceh 2019. Peserta mampu mengambil ilmu pengetahuan dan menjadikan sebagai pengalaman untuk saling berbagi kepada keluarga, teman dan orang banyak, serta mampu menjadi peace meker pada komunitas dan di daerah tempat peserta itu tinggal. Sehingga di kehidupan manusia selalu adanya kedamaian.

Terima kasih kepada  Instutute for Southeast Asian Islamic Studies (ISAIS) UIN Suska Riau telah mensuport kami dalam kegiatan youth leadership peace camp (YLPC) di Aceh 2019. Semoga kedepan nya banyak mahasiswa yang termotivasi dalam membuat karya-karya berupa tulisan.

Tidak ada hal yang tak mungkin dan tidak ada hal  yang sulit dalam melakukan perubahan, kita hanya membutuhkan niat, tekad, usaha dan doa. Keluarlah dari zona nyaman untuk merasakan indahnya perkembangan zaman. Bergabunglah dalam komunitas- komunitas yang mampu membantu dalam mengembangkan potensi diri. Kita tidak hanya diam serta tanpa memperdulikan hal-hal yang ada di sekitar dalam belajar.

By( M. Syaprul Alamsyah)

Kokohkan Keislaman Dalam Hidup Berbangsa Di Indonesia

Kokohkan Keislaman Dalam Hidup Berbangsa Di Indonesia

Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang sangat besar, yang memiliki banyak pulau-pulau terbentang dari sabang hingga marauke, dimana banyak terdapat kekayaan alam begitu berlimpah, dari sumber daya alam, laut dan darat, hingga sumber daya manusia. Sehingga negara Indonesia memiliki banyak suku, etnis, adat istiadat, budaya, kesenian dan lain-lain yang sangat beragam.

Uniknya keanekaragaman tersebut tidak selalu membuat perselisihan  dan pertikaian antar bangsa yang ada di Indonesia. Selain itu, Indonesia memiliki kemajemukan dalam beragama, diantaranya Islam, Budha, Hindu, Kristen, Konghuchu. Mayoritas penduduk negara Indonesia memeluk agama Islam dan sebagian kecil masyarakat Indonesia terbagi dalam beberapa agama seperti Kristen, Hindu, Konghuchu dan Budha.

Serta sebagian kecil masyarakat Indonesia juga masih ada yang  memeluk agama tradisional seperti misalnya kejawen yang masih sering ditemui di Pulau Jawa dan lain-lain yang ada di Indonesia. Dari berbagai keanekaragaman yang dimiliki Indonesia, sudah selayaknya dapat di katakan bahwa negara Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar.

Menurut (Ir.Soekarno)  Suatu bangsa disamping harus memiliki ciri-ciri tertentu yang melekekat pada dirinya juga harus ditandai oleh adanya kesamaan rasa cinta tanah air terhadap negaranya sendiri. Kemudian tujuan suatu negara hanya dapat tercapai apabila ada kerjasama dalam  hidup berbangsa dan bernegara. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bangsa merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, sejarah yang sama, dan cita -cita yang sama.

Sama halnya dibangsa Indonesia terdapat penduduk dari suku dan etnis yang berbeda-beda berdasarkan daerah tempat tinggal nya, Sehingga memiliki cita-cita dan sejarah yang sama akan cinta tanah air dalam bernegara.

Agama Islam sangat mendominasi penduduk bangsa Indonesia, sehingga negara Indonesia merupakan Islam terbesar di Asia Tenggara bahkan termasuk di dunia. Karena itu agama Islam sangat penting perannya pada  kehidupan bersosial masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, untuk itu perlunya adanya  pengokohan keislaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perselisian dan pertikaian antar umat beragama. Sebagai sebuah Agama, Islam diyakini mengandung berbagai petunjuk ideal bagi kesejahteraan hidup manusia sebagaimana yang terkandung dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan al-Hadits. Seperti yang dikatakan oleh (Rahman 1987:49), sesuai dengan al-Qur’an bahwa Islam itu banyak mengandung ajaran moral yang menekankan pada monoteisme dan kesejahteraan sosial. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Islam berarti selamat, sentosa, damai, tunduk, dan berserah. Jadi, seorang muslim itu harus patuh, tunduk dan berserah diri pada Allah SWT. Sedangkan menurut ( Nasution, 1993:9 ) Islam merupakan agama yang ajarannya diwahyukan Allah SWT kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW sebagai rasul yang di utus Nya.

Keislaman dan kebangsaan merupakan wawasan yang perlu kita ketahui dalam hidup berbangsa dan bernegara. Wawasan keislaman sangat penting karena merupakan landasan pokok yang selanjutnya akan menjadi sumber ilmu sekaligus pedoman dalam hidup masyarakat di Indonesia yang beragama Islam. Sedangkan wawasan kebangsaan penting karena setiap orang perlu mengetahui seajarah bangsanya sendiri, serta mampu tumbuh dan berkembang mengikuti perkemebangan zaman di sebuah Negara-Bangsa (Indonesia), untuk itu sikap nasionalisme harus ada pada diri setiap orang khususnya generasi penerus pada suatu negara. Oleh karenanya, setiap warga negara Indonesia harus memiliki wawasan keislaman dan kebangsaan yang kuat, tidak hanya paham akan suatu pengetahuan namun juga harus diamalkan disetiap gerak langkah dalam bersosial masyarakat sekitarnya.

Wawasan keislaman tanpa disertai dengan wawasan kebangsaan dapat berakibat pada melemahnya sikap nasionalisme bagi masyarakat Islam. Tanpa wawasan kebangsaan yang kokoh, setiap orang dapat terjebak pada sikap fanatik terhadap agama, yang pada akhirnya dapat berdampak pada sikap intoleran pada orang lain dan bahkan keyakinan lain yang tidak sama paada masyarakat tersebut. Untuk itu perlu adanya sikap nasionalisme dalam diri seseorang. Sebagaiman kita ketahui nasionalisme merupakan sebuah sikap politik yang dimiliki masyarakat pada suatu bangsa yang selalu menempatkan kepentingan bangsanya dalam sebuah negara di atas ke pentingan pribadi atau kelompok bahkan agama. Tetapi pada kenyataannya, jiwa nasionalisme seseorang dapat terkikis atau luntur karena berbagai hal yang sangat menggiurkan, diantaranya adalah karena arus era globalisasi dan perkembangan zaman yang sangat modern. Untuk itu penerapan jiwa nasionalisme yang harus di miliki setiap warga negara akan rasa cinta tanah air yang kuat dan bangga akan bangsa dan negaranya sendiri. Begitu pula sebaliknya, setiap warga negara harus merasa terusik atau perhatian pada bangsa nya kalau ada bangsa lain yang meremehkan atau bahkan menghina bangsanya sendiri. Inilah jiwa nasionalisme yang harus dimiliki oleh setiap rakyat Indonesia.

Apabila dalam setiap warga negara memiliki jiwa nasionalisme yang lemah di suatu Negara pastinya akan berdampak pada melemahnya kehidupan di suatu Negara. Bahwa, sudah jelas penebar hoaks dan pembuat hoaks yang bertujuan menebar kebencian pada suatu negara, dengan mengaitkan unsur dan isyu SARA dalam kehidupan bersosial masyarakat (ofline) atau di dunia maya (online), adalah orang-orang yang anti nasionalisme dan anti kebangsaan pada suatu negara. Mereka tak peduli masyarakat terbelah dan bangsa ini terkotak-kotakkan selama kepentingan mereka terpenuhi dan terealisaisi. Untuk itu sudah seharusnya bahwa penduduk mayoritas beragama Islam hadir dengan memiliki ajaran yang terkandung bahwa agama islama rahmatan lil alamin, menjadi pencetus dalam menjaga persatuan yang ada di Indonesia dalam hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, sangat logis jika wawasan keislam dari penduduk yang beragama Islam sangat berdampak pada negara Indonesia.

Bangsa sudah seharusnya menyadari akan pentingnya suatu wawasan keislaman dan wawasan kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pentingnya wawasan keislaman sangat dibutuhkan oleh semua umat manusia. Namun, tidak dapat kita pungkiri bahwa wawasan keislaman seseorang sudah memadai secara keseluruhan yang terkandung dalam ajaran al-qur’an dan al-hadis, yang mereka pelajari sendiri ataupun berkelompok, karena hal ini didukung oleh banyak faktor. Diantaranya faktor internal yang merupakan faktor dari diri sendiri bagi umat islam dalam menimbah ilmu dan keluarga  dan faktor eksternal yaitu lingkungan yang merupakan pendidikan yang dijalani seseorang dalam kehidupan sosial masyarakat.

Oleh karna itu ada beberapa cara yang dapat kita lakukan sebagai penanggulangan masalah yang telah dijabarkan tersebut yaitu dengan mengokohkan keislaman bagi masyarakat yang beragama Islam dalam bangsa indonesia. Pertama, dengan cara membangun ilmu yang mapan, jika seorang muslim yang memiliki ilmu pengetahuan dan adab yang baik, seperti ajaran nya para rasul, mereka dapat terjaga pada kehidupan bersosial masyarakat. karena muslim tersebut akan tau hak-hak dan kewajiban pada dirinya. Dari peran seorang hamba kepada Allah SWT sebagai snag khalik, serta peran nya sebagai khalifah di muka bumi mengurus kemashalatan ummat. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa fungsi ilmu sanagat banyak manfaatnya pada kehidupan kita di dunia. Ilmu juga dapat membenarkan amalan seseorang dengan mengetahuinya sehingga amalan tersebut tidak sia-sia dan menguatkan keislaman seseorang. Serta imu merupakan sebuah cahaya yang menerangi kita dalam kegelapan untuk menuju hidup yang bermanfaat dunia bahagia akhirat surga.

kedua, dengan cara membangun iman yang mendalam, orang yang beriman di sebut mukmin dengan meyakini rukun iman dan islam sebagai bentuk bukti keimanannya, serta berprilaku baik dalam hidupnya dengan selalu memberikan keamanan bagi orang yang berada disekitarnya. Untuk itu, marilah bangun pondasi keimanan yang kuat, dengan  memiliki sifat-sifat orang yang beriman. Dengan keimanan yang dimiliki seseorang, kehadirannya di dunia menjadi sesuatu hal yang bermakna, tanpa keimanan, kebahagiaan seseorang hanyalah sementara. Karena mereka hanya merasakan senang dan bahagia di dunia saja, serta selalu merasa tidak cukup akan hal yang telah didapatnya hingga membuat hidupnya selalu gelisah.

Dan yang terakhir membangun ukhwah yang kokoh. Ukhwah berarti persaudaraan, untuk itu seorang muslim mengemban tugas di dunia perlu menjaga dua hubungan yakni hubungan kepada Allah SWT dan hubungan sesama manusia. Menjaga hubungan kepada manusia merupakan hal yang sangat penting, khususnya tali persaudaraan antar umat beragama haruslah selalu dijaga, karena kita hidup saling bersaudara dan saling berusaha dalam mengokohkan keislaman. Saling mengayomi dalam satu ikatan ukhuwah islamiyah. Dengan mengokohkan keislaman kita mampu menjaga persatuan dan kedamaian antar umat beragama di Indonesia, serta hidup dalam bangsa yang kuat dengan saling menjaga dan hindari pertikaian, sesuai undang-undang dasar 1945 dan pancasila.

By ( M. Syaprul Alamsyah)

Merayakan Keberagaman, Merawat Perdamaian (Terciptanya Perdamaian melalui Pemahaman Keberagaman di Indonesia)

Merayakan Keberagaman, Merawat Perdamaian (Terciptanya Perdamaian melalui Pemahaman Keberagaman di Indonesia)

Salah satu fitrah dalam kehidupan yang kita jalani di dunia ini ialah adanya bentuk-bentuk keberagaman yang dimiliki oleh setiap manusia maupun kelompok masyarakat. Keberagaman yang dimiliki tersebut menjadi warna bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi komunitas terbesar kehidupan manusia. Keberagaman tersebut seharusnya menjadi sebuah keharmonisan dalam menjalani misi kehidupan yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta, juga menumbuhkan rasa dan sikap memahami perbedaan sehingga teciptanya tatanan kehidupan yang aman dan damai. Untuk mencapai itu, keberagaman yang telah menjadi fitrah tersebut harus dipahami oleh setiap orang. Hal ini di dasari oleh Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13 yang berarti “. . . dan kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.  . . . “. Berdasarkan ayat tersebut, adalah benar keberagaman itu memang diciptakan oleh Allah supaya manusia yang ada di dunia ini bisa mengenal antara satu dengan yang lainnya. Seperti halnya di Indonesia, kita sudah di anugrahkan keberagaman yang sangat banyak. Mulai dari agama, suku, bahasa, budaya, serta keragaman social yang dipayungi oleh Pancasila sebagai dasar Negara.

Indonesia memiliki beberapa agama. Setiap penganut agama tersebut dilindungi oleh Negara. Dengan adanya keberagaman agama tersebut, masyarakat Indonesia harus menghormati nya. Selain itu, bahasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia juga beragam. Keberagaman tersebut seperti sebuah hal yang istimewa yang perlu dikenali dan di cintai agar memunculkan suasana perdamaian yang perlu di rawat selamanya. Jangan karena berbeda agama, bahasa, kita menjadi terpecah belah. Mengenali keberagaman, akan membuat kita bersyukur dan merasakan betapa indahnya hal tersebut. Maka dari itu, dengan mengenalinya diharapkan menumbuhkan sikap toleransi dan rasa sayang sehinggal perdamaian bisa terbentuk. Kemudian, adanya keberagaman suku dan budaya juga merupakan sesuatu hal yang istimewa. Saat kita hidup di kelompok masyarakat yang berbeda suku dengan kita, jangan menjauhi diri kita dari mereka. Itu merupakan sikap yang akan mengikis perdamaian. Aspek keberagaman yang tak kalah penting yang harus di cintai dan di pahami yaitu keragaman social. Manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Orang kaya tidak bisa hidup tanpa orang susah. Siapa yang mau bekerja untuknya, jika tidak ada orang susah? Guru tidak bisa bekerja dan mengajar, jika tidak ada murid yang akan dia didik. Maka dari itu, pemahaman mengenai pentingnya keberagaman dalam kehidupan kita di Indonesia haruslah tertanam sejak kecil oleh orang tua kita.

Terkadang kita berfikir apa gunanya mengenali keragaman yang telah menjadi fitrah kehidupan di dunia, khususnya di Indonesia. Ketahuilah, untuk membuat bangunan rumah, diperlukan bahan atau material yang berbeda dan beragam. Tidak bisa rumah itu dibuat dengan pasir saja. Juga tidak mungkin rumah itu dibuat dengan kerikil saja. Tetapi membutuhkan banyak komponen bahan bangunan yang beragam. Indonesia bisa diibaratkan seperti rumah yang sangat besar. Setiap komponen nya haruslah saling melengkapi, saling menutupi segala kekurangan komponen lainnya sehingga terciptanya rumah yang kokoh, aman dari goncangan dari luar, dan keamanan rumah akan didapat dan terawat selama komponen yang beragam itu bersatu. Kedamaian yang sudah dibangun di Indonesia melalui keberagaman tadi, harusnya selalu dijaga dan konsisten untuk dijalankan. Pancasila sebagai dasar Negara sesungguhnya menjadi alat untuk menciptakan perdamaian dengan menyatukan semua keberagaman. Hal tersebut di abadikan dalam sebuah semboyan yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Kata Bhinneka berarti “beraneka ragam”, tunggal berarti “satu” dan ika berarti “itu”. Sehingga jika diartikan seluruhnya yaitu walaupun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Prinsip inilah yang harus dijaga kemurniannya oleh bangsa Indonesia agar tidak adanya rasa sombong, karena seperti yang sudah disebutkan diatas, setiap perbedaan itu memerlukan sesuatu yang berbeda pula sehingga membentuk satu kesatuan yang kokoh dan damai.

Dalam praktek kehidupan di Indonesia, masih ada orang maupun kelompok yang tidak mau menerima perbedaan tersebut. Kelompok tersebut ada yang mendasari perbuatannya dari aspek agama, suku dan status social. Dalam aspek agama, dicontohkan agama Islam, praktek keagamaan ada yang di sampaikan secara eksplisit, ada yang implisit. Secara eksplisit, tentunya sudah 1 contoh dari Rasulullah. Namun yang implisit, praktek religious yang berbeda cara nya. Namun juga dicontohkan oleh Rasulullah. Dalam menyikapi hal ini, selama praktek keagamaan itu ada dalilnya, itu sah saja dilakukan. Baik dalil yang khusus maupun umum. Perbedaan itu sudah dicontohkan oleh imam 4 madzhab yang mahsyur. Jadi kita harus menjaga perbedaan itu selama tidak sesat. Selanjutnya, ada kelompok yang tidak menerima perbedaan suku. Selama bergaul di masyarakat, mereka hanya bergaul dengan kelompok mereka yang satu suku saja. Hal ini dapat menimbulkan retaknya perdamaian diantara masyarakat. Point terakhir yaitu perbedaan status social. Pada hakikatnya, setiap status social itu saling membutuhkan. Jangan lah orang kaya berlaku sombong kepada yang miskin. Seorang pemimpin haruslah melindungi rakyatnya, tidak memandang perbedaan status social. Baik itu orang kaya, menengah, miskin maupun fakir. Dengan begitu, akan tecipta perdamaan, keharmonisan dalam menjalani kehidupan.

Maka dari itu, seperti yang sudah dijelaskan diatas, keberagaman itu memang sudah fitrah nya bagi manusia agar mereka saling kena-mengenal, saling mencintai dan saling melengkapi segala kekurangan yang lainnya. Sebagai bangsa yang besar Indonesia wajib memelihara keberagaman untuk terciptanya perdamaian bagi bangsa kita. Hidup akan indah jika kita saling menghormati keberagaman. Jika sudah konsisten terhadap hal tersebut, maka kedamaian akan tercipta dan terawat sampai akhir hayat nanti. Dengan begitu, bisa saja kita merayakan yang namanya keberagaman, untuk terawatnya kedamaian di Indonesia.

By (Bahrul Ulum)

Eloknya Keberagaman di Negri yang Beragam

Eloknya Keberagaman di Negri yang Beragam

Indonesia merupakan negara dengan kemajemukan yang sangat tinggi. Terdiri dari banyak suku dan ribuan kebudayaan yang mewarnai eloknya Indonesia. Indonesia diberikan anugrah dengan  keberagaman adat istiadat, bahasa, dan ciri-ciri biologis di berbagai daerah. Badan Pusat Statistik merilis data pada 2010 yang menyebut ada 1.128 suku di Indonesia yang tersebar di lebih dari 17 ribu pulau. Keberagaman ini menjadikan Indonesia salah satu negara dengan budaya yang paling kaya. Dikenal dengan masyarakat yang majemuk dapat dilihat dari realits yang ada. Senada dengan H.A.R Tilaar menyatakan bahwa : “Masyarakat multikultural menyimpan banyak kekuatan dari masing-masing kelompok tetapi juga menyimpan benih-benih perpecahan”. Keberagaman juga dapat memicu konflik di masyarakat. Benturan antar budaya, suku, ras, etik, dan nilai-nilai yang berlaku yang pada nantinya menjadi benih dan menciptakan disintegrasi bangsa. Ada yang beranggapan bahwa keberagaman justru dianggap sebagai sumber perbedaan bila tak dijembatani dengan baik. Terlebih salah satu akar masalah yang sangat serius adalah masalah klaim kebenaran oleh sebuah kelompok. Berdasarkan Dewan Pengurus Lembaga Bantuan Hukum (LBH) tahun 2016 di seluruh wilayah Indonesia masih banyak kasus intoleransi dan kekerasan yang terjadi. PBB mencatat sebanayak 75 persen dari konflik besar yang terjadi di dunia saat ini berasal dari dimensi kultural (Tempo.co).

Pada kenyataan nya masyarakat dewasa ini masih menunjukkan pemahaman yang dangkal mengenai keberagaman ini. Istilah keberagaman atau pluralisme sudah menjadi barang harian dalam wacana umum nasional. Namun dalam masyarakat, ada tanda-tanda orang memahami keberagaman ini hanya sepintas saja tanpa makna yang lebih mendalam dan tidak berlandaskan kepada ajaran yang benar. Paham keberagaman tidak cukup hanya dengan sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk, tapi harus disertai sikap yang tulus untuk menerima kenyataan kemajemukan itu bernilai positif. Sekaligus merupakan sebuah rahmat dari Tuhan. Di dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari perbedaan adalah kunci dalam kebahagian.Kita akan melangkah ke jalan yang benar dengan toleransi atau kita melangkah di kehancuran. Oleh sebab itu, Masyarakat Indonesia harus mengembangkan nilai-nilai multikulturisme dan dapat dieajawantahkan dalam kehidupan sehari-hari sudah saatnya masyarakat mulai sadar betapa pentingnya toleransi dan keharmonisan antar perbedaan. Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam masyarakat maka diperlukan sikap saling mengharagi dan menghormati ,sehingga tidak terjadi gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.

Dalam kaitannya dengan agama sangat menjunjung pluralitas/keberagaman, karna keberagaman merupakan sunnahtullah yang harus dijunjung tinggi dan dihormati keberadaanya. Karena pada dasarnya Allah SWT menciptakan semua orang berbeda-beda.Karena itulah , dalam Q.S Al-Hujarat ayat 13 yang artinya : “Hai manusia ,sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa supaya kamu saling menegenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antarakamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.”

Dengan adanya keberagaman ini,bukan berati menganggap kelompok,mahzab,ataupun keberagaman yang lainnya  mengganggap hanya kelompoknyalah yang paling benar.Ajaran islam mengutamakan persaudaraan atau ukhwah dalam menyikapi keberagaman.Hal ini di jelaskan dalam Q.S Al-Hujarat ayat 10 :”Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara ,karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah Swt supaya kamu mendapatkan rahmat”.Perumpamaan lainnya di ibaratkan bangunan “Orang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan,sebagian menguatkan sebagian yang lain.(H.R Shahih Muslim).Maka langkah konkrit untuk menyikapi itu semua adalah  membangun tali silaturahmi yang mengedepankan toleransi intern umat islam. Dengan terjalinnya tali silaturahmi maka banyak peluang kerjasama dalam berbagai aspek kehidupan,sehingga kedamaian akan terus berjalan dan perpecahan tidak akan terjadi.

By ( Hilyati Zikriani)